Malam ini Raka dan Bela sudah berada di dalam café. Tentunya café milik Raka sanjaya. Sesuai permintaan Bela tadi pagi. Dan sekarang Raka sudah menurutinya.
Bela kagum dengan suaminya itu. Ditengah rasa lelahnya menuruti permintaan tadi pagi. Entahlah, biasanya kalau melihat suaminya capek, dirinya akan luluh dan tidak jadi menuntut suaminya. Tapi hari ini kayaknya tidak berlaku.
"Sabar ya nak." Bela mengelus perutnya.
Dia ingin datang ke café sudah dipastikan itu karena keinginan dari anaknya. Pasalnya mengingat perutnya yang sudah semakin membuncit itu membuat tubuhnya mudah lelah. Akhir-akhir ini juga dia sering tidak membersihkan rumah karena gampang kelelahan.
Jadi kalau bukan karena keinginan anaknya, dia sudah rebahan di atas kasurnya. Dan akan menyelami alam mimpinya yang indah.
"Mas capek?" Bela memandangi wajah suaminya yang berdiri disampingnya sambil menggandeng tangannya.
"Nggak kok. Ayo masuk." Raka dan Bela bergandengan masuk ke dalam café.