"Lho papah udah pulang?" Salimar menyambut kepulangan John yang lebih awal daripada biasanya.
"Ya." John melonggarkan dasinya.
"Sini biar mamah aja yang bukain." Salimar maju dan berdiri di hadapan suaminya sambil mengulurkan tangannya untuk melepas dasi suaminya.
John menatap wajah istrinya dari dekat. Dilihatnya lekat-lekat wajah istrinya apakah sedang menyembunyikan sesuatu. Perkataan Raka tadi di kantor jelas masih berada di ingatannya. Dia juga mengkahwatirkan apa yang dikhawatirkan oleh Raka. Mengingat sampai sekarang istrinya itu belum bisa menerima dengan baik Bela sebagai menantu mereka.
"Mamah tadi ngapain ke rumah Raka?" Salimar reflek menghentikan gerakan tangannya yang sedang melepas dasi itu.
"Papah tahu? Apa Bela ngasih tahu?" batin Salimar.
"Mah?" John membuyarkan lamunan istrinya.
"Ya pah." Salimar mengerjapkan matanya kaget dan tangannya kembali sibuk melepas dasi suaminya.