Di lain tempat Raka hanya bisa menahan perasaan gelisah. Dia tahu gimana perlakuan mamahnya pada Bela. Jadi tidak heran kalau dia merasa khawatir pada keadaan istrinya.
Pikirannya terus melayang-layang kesana kemarin sembari memikirkan yang tidak-tidak pada istrinya.
"Nggak. Nggak mungkin mamah nyakiti Bela. Mau gimanapun juga itu cucunya. Mamah pasti bisa mengontrol ketidaksukaannya pada Bela." Raka berusaha berpikir positif.
Tok tok
Fokus segala pemikiran Raka teralihkan dengan adanya ketukan pintu ruangan kerjanya. Semua pekiran buruk yang terlintas dan berkelayutan di kepalanya kini meluruh.
"Masuk," ucap Raka.
"Permisi pak. Saya mau memberikan berkas ini untuk ditandatangai pak Raka," ucap sekrestaris John sambil menyerahkan berkas yang dibawa tadi ke Raka.
"Ya makasih."
"Permisi pak." Raka mengangguk dan membuka map itu.