Kini Raka terdiam sendirian di ruang kerjanya. Setelah menyelesaikan meeting bersama ayahnya tadi, kini perasaannya masih dilanda tidak tenang.
Selama meeting juga dia tidak bisa tenang. Pikirannya terus melayang memikirkan perkataan Dona dan rencana busuk dari gadis itu. Kalau boleh jujur dia sangat takut sekali bila ancaman itu terjadi. Tapi dia berjanji usaha dan niat buruk Dona itu tidak akan terwujud. Dia pastikan itu.
"Gimana? Itu tentu bisa membuat hati istri kamu sakit bukan?"ancam Dona setelah memberikan selembar foto dirinya dan Raka sedang berciuman kepada Raka di sebuah cafe.
Ancaman itu selalu terngiang-ngiang dikepala Raka. Apalagi Raka melihat secara langsung foto itu. Dia tidak mengira kalau Dona akan bertindak sekotor dan sejahat itu padanya, terutama keluarga kecilnya.