Kedua sahabat Raka hanya memperhatikan gerak-gerik tangan Bela yang tengah fokus mengobati luka di wajah Raka. Jujur Dion sendiri merasa ngilu melihat hasil karyanya di wajah Raka. Dia tidak ada niatan untuk membuat wajah Raka bonyok begitu, tapi mau gimana lagi dia sudah terlanjur terbawa emosi atas kelakuan Raka yang sudah kelewat batas itu bersama Dona.
"Kak Raka tadi kenapa kok bisa begini?"Raka duduk di sofa ruang tengah sambil diobati Bela.
Raka diam saja, tatapannya tertutuju pada kedua sahabatnya yang tengah duduk diseberangnya dan terus menatapnya. Dia bingung menjawab apa pada Bela. Apakah dia harus jujur.
"Kak?"Bela menghentikan gerak tangannya dan menatap Raka dengan sendu.
"Nggak. Gue nggak mau buat Bela semakin sedih dengan kelakuan gue."batin Raka sambil mengenyakan pikiran buruk yang bisa terjadi pada Bela setelah tahu keadaan sebenarnya.
"Ada masalah sama orang."jawab Raka terpaksa bohong.
"Dia bohong."sinis Dion dalam hati.
