"Hiksss. Maafin aku ya mas."Bela menangis sambil menenggelamkan kepalanya didada Raka. Mereka berdua didalam kamar Raka.
Setelah terjadi sedikit perdebatan di ruang tengah tadi, Raka mengajak Bela untuk menenangkan diri di kamarnya. Dia tahu Bela menangis karena merasa bersalah sudah membuat ayahnya tersiksa tadi. Dimana ketika ayahnya harus makan kue demi Bela meskipun haru menelan pahitnya diingatkan dengan masa lalunya dulu yang menurut John mengerikan itu.
"Mamah pasti marah sama aku. Hiksss."Raka memeluk tubuh Bela sambil mengelus rambut belakang Bela.
"A..ayah nggak papa kan kak? Hiksss"Bela mendongak keatas dengan linangan air mata. Raka dan Bela saling adu pandang satu sama lain.
"Nggak usah khawatir. Ayah nggak papa."
"Ta…tapi.."
"Udah ya."Raka menenggelamkan wajah Bela ke dadanya lagi agar tidak berbicara terus.
"A…aku takut ayah kenapa-kenapa."ucap Bela dengan sesenggukan.
"Kak. Aku mau nengokin ayah."ucap Bela.
"Jangan sekarang. Besok aja."