Setelah acara makan malam selesai, kini mereka bersantai di ruang tengah masih di rumah mertua Bela. melihat rumah mertuanya yang besar itu membuatnya masih kagum dan tidak percaya, kalau dirinya bisa menjadi bagian dari keluarga kaya itu. Yang membuatnya tambah tidak percaya lagi adalah saat dirinya tengah mengandung buah hati dari anak tunggal dari pemilik rumah itu. Hatinya sungguh bahagia sekali.
Tapi satu sisi dia juga merasa sedih karena masa lalunya yang masih berputar jelas di kepalanya. Terutama moment-moment dimana dirinya tidak dihargai oleh Salimar dan Raka. Satu-satunya orang yang menghargainya dan perhatian padanya selama tinggal disana dulu adalah John dan Bi Asih saja.
"Hmm."Bela tersenyum kecut kala memandangi rumah besar mertuanya itu mengingatkan kenangannya di masa lalu.
"Kenapa?"Raka melingkarkan tangannya di pinggang Bela.