Raka masih berkutat dengan laptop kesayangannya di kantor. Dia tidak ada waktu untuk istirahat sekalipun untuk membuka ponsel saja. Melihat banyak pekerjaan yang menumpuk disana. Satu persatu tumpukan itu semakin berkurang dengan seiring jelinya tangannya cekatan mengerjakannya.
Rasa cepak silih berganti berdatangan. Kadang hilang sendiri kadang datang lagi. Sesekali dia hanya bis memejamkan matanya untuk mentralkan kelelahannya. Ketika matanya sudah dilanda mengantuk karena terpejam tadi, dengan sekuat tenaga ia tepis. Mengingat sebuah tanggung jawabnya yang besar sekarang.
Di usai yang masih muda dia harus dibebankan dengan kebutuhan dirinya, istrinya dan sekaligus anaknya nanti. Padahal baru kali ini dia bekerja. Tapi sudah digunakan untuk mencukupi kebutuhan yang lumayan besar.