Tanpa disadari, Raka ketiduran di pangkuan Bela. Belainan tangan lembut Bela ternyata mampu membuat mata Raka terlena dan akhirnya terlelap dibawah alam mimpinya. Dan pangkuan Bela menjadi sandaran terempuknya.
Bela juga tidak keberatan bila kepala Raka masih menekan kedua pahanya hingga terasa sedikit kebas. Melihat wajah Raka yang tertidur lelap dibawahnya mampu mengurangi rasa pegal yang dirasakannya. Tangannya terus membelai dan mengusap-usap rambut Raka. Mungkin itu yang membuat Raka jadi betah tiduran disana.
"Aduh tampannya ayah kamu nak."jari tangan Bela mengukir halus alis Raka yang lumayan tebal itu.
"Mbak?"Bela tersentak lamunannya karena Bi Inem menghampirinya dengan raut muka senang.
"Ya bi."Bela berusaha biasa saja saat Bi Inem melihat posisinya bersama Raka saat ini. Meskipun dia juga sedikit malu karena belum terbiasa.