Bela sedari tadi mengulum bibir bawahnya. Bukan apa-apa, ternyata duduk di dalam kamar terus itu tidak mengenakkan. Dia tahu keadaan kakinya yang masih sakit itu sangat membatasi ruang geraknya. Alhasil dirinya sekarAng mau tidak mau harus bertahan di dalam kamar terus sembari menunggu kakinya sembuh.
Pandangan matanya hanya ia tujukan kearah jendela yang tirainya terbuka sambil dititup angina sepi-sepoi dari luar. Menampakkan sebuah pemandangan pohon pucuk merah sedang diterpa angin. Kebetulan di dekat jendela kamar terdapat tanaman bunga pucuk merah. Sungguh membosankan hidupnya saat ini hanya bisa menatap kearah luar jendela.
"Mamah jenuh nak di kamar terus. Kamu pasti jenuh juga."Bela menatap kearah jendela sambil mengelus perutnya.
"Ini minum dulu."Raka masuk kedalam kamar sambil membawa segelas susu. Perhatian Bela tealihkan kearah Raka yang baru masuk kedalam kamar menghampirinya.