Raka masih setia tiduran dengan kedua paha Bela dijadikan sebagai bantalannya. Dia tidak peduli dirinya Bela yang sudah capek karena menahan berat kepalanya karena di ingin sekali berdekatan dengan anaknya. Entah kenapa setiap di rumah dirinya ingin dekat terus sama buah hatinya yang masih tumbuh dan berkembang di rahim Bela itu.
Bela hanya bisa membiarkan Raka tiduran di pangkuannya. Lagian dia juga tidak keberatan karena hanya dengan itu dia bisa berdekatan dengan Raka. Dia membiarkan Raka terus menoel-noel, mencium dan mengusap-usap perutnya. Kadang dia merasa geli tapi dengan seiring berjalannya waktu dia sudah terbiasa.
"Capek?"tanya Bela sambil menjauhkan novelnya sebentar dari pandangannya.
"Hmm. Pusing juga habis keliling-keliling tadi."Raka mengangguk sambil menghadap perutnya. Bela merasakan kepala Raka yang naik turun karena mengangguk.
"Sini aku pijatin."Bela langsung meletakkan novelnya diatas nakas samping. Kemudian tangannya ia arahkan ke pelipis Raka.