Bela masih duduk di dalam kamar sendirian. Raka sudah pamit bekerja tadi pagi. Sebelum pergi, Raka pamit untuk bekerja memenuhi permintaan ayahnya kemarin. Seperti yang diketahui, Raka diminta John untuk mencari letak tanah yang strategis untuk dibangun sebuah restaurant.
Jelas sebagai istri harus mendukung suaminya bekerja. Tapi entah kenapa semenejak kejadian tadi malam, pikiran Bela kini dipenuhi rasa curiga yang tidak berkesudahan. Sempat ada sekelibatan pada perasaanya meragukan kepergian Raka untuk bekerja siapa tahu Raka diam-diam menemui Dona. Melihat kemarin malam saja, Raka diam-diam teleponan dengan Dona.
"Apa mamah harus kuat nak demi kamu?"batin Bela sambil mengusap perutnya.
"Mamah kayaknya sudah mulai meragukan janji ayahmu."mata Bela mulai berkaca-kaca.