Ceklek
Bela langsung menatap kearah pintu kamar. Dirinya yang sedari tadi asyik menatap keluar kamar jendela yang memperlihatkan sebuah halaman kosong yang tandus beralih menatap sumber suara. Hatinya terlonjak, saat orang yang sedari tadi dipikirkannya sudah pulang.
"Makan gih sana. Makanannya udah siap."ucap Raka langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan dulu habis bekerja.
"Hmm."Bela berdehem saja dan kembali menatap kearah jendela lagi.
Melihat Raka yang sudah masuk ke kamar mandi, dia memutuskan untuk keluar dari kamar. Dia tidak mau berurusan dengan laki-laki itu. Sementara, dia ingin mengurangi komunikasi sama Raka. Hatinya sudah terlanjur kecewa dan sakit gara-gara kejadian di café kemarin.
Meskipun tadi dia sudah diberikan sebuah kata-kata penyemangat dari bi Inem tetap saja, luka hatinya masih menganga. Mungkin kalau Bi Inem tahu yang sebenarnya juga akan ragu kalau Raka dan dirinya ditakdirkan bersama dan begitu menyedihkan sekali hubungan mereka.