Di kantor Raka sedang teringat dengan pembicaraannya bersama kedua sahabatnya Dion dan Abraham. Kemarin dia sempat curhat akan kegundahan hatinya selama ini yang selalu ia pendam sendiri.
"Gue kira elo nggak bakal kesini bro."ucap Dion kepada Raka yang baru datang ke café langganan mereka. Raka duduk dengan setelan kaos hitam dan celana pendek hitam.
"Istri elo nggak papa elo tinggalin sendiria malam-malam begini di rumah?"Raka yang baru duduk langsung menoleh kearah Abraham.
"Segitu pedulinya elo sama istri gue?"Raka menatap aneh kearah Abraham.
"Ya kagak gitu juga bro. Kan dia di rumah sendirian. Nggak khawatir apa elo?"Abraham menyangkalnya.
"Khawatir kalau elo embat gitu?"goda Dion.
"Jangan buat suasana tambah runyam ya Ion."Abraham memarahi Dion yang bisa saja membuat Raka tersulut emosi. Lagian dia sudah sadar diri akan perasaannya. Tidak mungkin juga dia meneruskan perasaannya pada Bela yang sudah jelas-jelas jadi suami Raka, sahabatnya sendiri.