"Udah malam begini kenapa dia belum kaluar juga. Nggak bosan apa di dalam kamar mulu. Semarah itukah dia."Raka duduk di sofa ruang tengah sambil menatap kearah pintu kamar Bela yang masih tertutup rapat.
"Bukankah itu juga menajdi kewajibannya. Dan gue brhak lakuin itu sama dia. Tapi memang gue salah sih. Maksa dia kalau belum siap."Raka memutar-mutarkan handponennya sambil mengingat kejadian malam itu bersama Bela.
Sudah diketuk berkali-kali tapi Bela belum menampakkan hidungnya. Bahkan pintu kamar Bela masih tertutup rapat. Karena capek dan rasanya buang tenaga aja memanggil Bela, akhirnya Raka memutuskan untuk duduk sambil menunggu pintu itu terbuka. Setelah ditinggal kerja tadi, badan Raka terasa lelah sekali.
"Kayaknya gue dobrak aja. Jangan-jangan dia kenapa-kenapa didalam."Raka langsung beranjak dari sofa.
Tok tok