"Aduh sakit lagi kaki aku. Tapi untungnya Puteri nggak lihat luka ku ini."setelah kepergian Puteri, Bela memutuskan untuk duduk di pinggir jalan depan sekolahnya sembari istirahat sebentar. Dia menyingkap roknya untuk melihat lututnya yang kembali menganga lukanya sedikit keluar darah disana.
Terlihat beberapa teman-temannya pulang dengan kendaraan mereka masing-masing melewati Bela begitu saja. Bela sesekali melihat kearah mereka. Ingin sekali dirinya memiliki kendaraan seperti teman-temannya, tapi dia harus melapangkan hatinya lantaran perekonomian keluargaya menuntutnya untuk tidak membelinya.
"Huhhhh."Bela menghela nafasnya supaya tidak iri dengan mereka.
Dia diam sejenak sambil rehat sebentar. Yang ada dipikirannya sekarang adalah berusaha untuk tegar menjalani kehidupannya.
"Astaga."ditengah Bela melamun itu, tiba-tiba dia kembali teringat dengan Raka saat menolong dan menatapnya.