Chereads / ANA AND SECRET BOOK ! / Chapter 7 - Bagian ke Tujuh

Chapter 7 - Bagian ke Tujuh

TEMPAT RAHASIA OMA

"Lihat kebunku penuh dengan bunga, ada yang putih dan ada yang merah ... " aku bersenandung di kebun bunga milik oma, pagi itu. Aku menatap satu persatu bunga yang ditanam oma, ada mawar beraneka warna, melati, bahkan bunga tulip asal negeri Belanda ada loh ! Indah sekali aku tersenyum.

Oma pandai merawat bunga-bunga ini sehingga membuatnya tumbuh subur, tanpa sadar aku melihat sesuatu yang aneh bunga-bunga itu bergoyang dengan sendirinya tanpa ada angin yang meniupnya, perlahan ku sentuh sebuah bunga ros warna merah, ku tutup mataku dan tertegun tak percaya mereka .... berbicara kepadaku ? benar ... aku terdiam kemudian tersenyum dan tertawa.

"Kaya orang gila ketawa sendiri !" aku terkejut mendengar seseorang berbicara dan itu adalah Kevin.

"Biarin !" jawabku tenang.

"Lo emang gila kali, dari tadi ngomong dengan bunga !" ejek Kevin lagi, benarkah ?

"Inikan bunga punya oma, dia yang menanam dan merawatnya dengan baik !" jawabku dia terdiam.

"Terserah elo deh ! gua hanya di suruh nyokap, buat ngajak lo sarapan doang !" Kevin pun pergi dengan tidak perduli.

Aku pun bangun dan masuk ke dalam rumah, ku cuci tanganku dan bergabung dengan yang lain untuk sarapan pagi bersama.

"Dari mana saja kamu Ana ?" tanya tante Dita kepadaku.

"Ngomong ama bunga mom !" sela Kevin sebelum ku jawab pertanyaan tante.

"Tadi dari kebun bunga milik oma, tante !" jawabku tak memperdulikan omongan Kevin.

"Oh, Kevin kamu ini !" tante Dita menepuk pundak putranya pelan.

"Sejak oma meninggal, kebun bunga itu tidak ada merawatnya lagi, tante akhirnya meminta bi Isah untuk menggantikannya !" jelas tante Dita.

"Oh gitu tante !" jawabku.

"Selamat pagi !" Sapa om Thomas, dia pun kelihatan bule, hidungnya mancung, berbadan tegap berkulit putih.

"Pagi !" jawab kami semua.

Kami pun mengobrol sambil sarapan pagi, setelah itu om Thomas berpamitan untuk ke perkebunan. Aku setelah sarapan menuju kamarku dan membaca buku sihir yang kedua. Kevin pun nongol di pintu kamarku.

"Nyokap meminta gua untuk mengajak lo jalan-jalan mau atau engga ?" tanyanya.

"Kemana ?" aku balik bertanya kepada Kevin.

"Ya paling sekitaran sini, atau ke perkebunan !" jawabnya, aku terdiam dan akhirnya setuju ku tutup buku sihir kemudian ku simpan.

Dan ternyata benar, tante Dita menyuruh Kevin untuk mengajak jalan-jalan katanya sih biar engga bosen dirumah terus, aku tahu Kevin ogah-ogahan mengajakku jalan-jalan, karena dia punya hobi baru suka main game, kemarin waktu pergi dia diberikan game konsol terbaru hasil dari kenaikan kelasnya, entah rengking berapa sehingga diberi hadiah oleh kedua orang tuanya.

Kami berjalan-jalan hanya sebentar sekitar 15 menit lalu balik lagi, untung saja tante Dita sedang keluar, jadi tidak bakal ditanyain kenapa pulang. Kevin langsung menuju kamarnya untuk main game, sedang aku menuju dapur bertemu dengan Bi Isah.

--------------------

"Bi, anu ... kalau bumbu yang diracik sama oma ada dimana ?" tanyaku kepada Bi Isah yang kebetulan sedang di dapur.

"Oh itu, ikut saya non !" ajak bi isah, aku mengangguk.

Aku dibawa kebelakang dan membuka pintu ternyata itu sebuah gudang, tidak banyak barang disana tapi anehnya cukup bersih tidak kotor. Bi Isah malah menutup pintu gudang.

"Ko ditutup bi pintunya ?" tanyaku heran.

"Ini rahasia non ! hanya non Ana yang di bolehkan masuk kesini, itu amanat oma !" jawab Bi Isah aku tertegun, apa bi Isah tahu ? Kemudian bi Isah memencet sebuah tombol yang tersembunyi di balik lemari. Sebuah dinding batu terbuka begitu saja dan kami pun masuk.

"Dulu tempat ini tempat penyimpanan anggur yang mahal ! katanya sih dari luar negeri, supaya tidak di curi ! tapi sekarang sudah tidak digunakan lagi, dan digunakan oma untuk meracik berbagai tumbuhan herbal !" jelas Bi Isah.

"Nah non, silahkan disini dulu ! kalau mau keluar pencet tombol ini ya ! bibi tinggal dulu takut nyonya pulang !" lanjutnya sambil menunjuk tombol dan langsung pergi dan pintu tettutup kembali, tempat itu tidak gelap karena menyala lampu.

Dan aku tertegun tak berkedip karena bagaimana tidak, begitu banyak herbal yang tersimpan didalam toples dalam rak bertingkat serta kondisi kering ! entah berapa lama dan kapan oma mengumpulkan ini semua.

Semua herbal ada namanya, dan aku mengetahui beberapa dari yang sudah ku tulis dari buku sihir kedua. Dari bunga, tumbuhan sampai hewan semua ada. Aku juga menemukan rak yang penuh buku yang berjejer dan itu ternyata dari buku resep makanan, minuman sampai obat-obatan untuk berbagai penyakit.

Dari resep tradisional Indonesia sampai barat serta asia, semua lengkap ada disini. Aku tidak bisa mempelajari semuanya karena terlalu banyak ! sampai akhirnya aku mengambil satu buku untuk masing-masing kegunaan saja yang menurutku ringan dan mudah aku pelajari.

Setelah itu aku keluar dari gudang dan menuju ke rumah, tanpa diduga aku bertemu Kevin.

"Dari mana lo ?" tanyanya.

"Anu... jalan-jalan !" jawabku asal-asalan.

"Jalan-jalan dari mana ? kok gue engga lihat ?" tanyanya penasaran.

"Udah ah, gue mau ke kamar ! nah, lo sendiri asyiik main game, lo engga tahu apa-apa !" jawab gue sambil melangkah pergi, sementara Kevin malah bengong.

Syukurlah, gue menutup pintu kamar dan menguncinya agar tidak ada yang masuk, setelah itu aku membaca buku yang ditemukan di tempat rahasia sambil mempelajarinya tak sadar aku pun tettidur.

"Ana ... Ana ... ! bangun sayang, sudah sore !" terdengar suara ketukan pintu di luar kamarku, aku mengucek mataku.

"Iya tante ! Ana udah bangun kok !" jawabku dan bangun, ternyata memang sudah sore. Setelah mandi aku pun turun ke bawah untuk makan malam, semua sudah berkumpul. Dan setelah selesai makan kami ke ruang tengah mengobrol kesana kemari.

"Ana, katanya tahun depan mau pindah ke Inggris ?" tanya tante Dita, aku mengangguk.

"Iya tante, soalnya papa pekerjaannya di pindah ke sana !" jawabku. "Sekalian menunggu aku lulus SMP dulu !".

"Oh gitu !" Tante Dita mengangguk.

"Lalu mereka tingga dimana ?" celetuk Kevin.

"Kan tante Amara dapet warisan rumah dari oma di sana, iya kan ?" tanya om Thomas kepadaku, aku mengangguk.

"Loh bukannya Oma orang Belanda ? pah !" ujar Kevin sama seperti pertanyaanku dulu.

"Kedua orang tua oma itu suka pindah-pindah ! lagi pula mama oma itu masih ada keturunan dari Inggris dari keluarganya !" jelas om Thomas, yang baru aku tahu kemudian ceritanya seperti itu.

"Oh pantes !" Kevin mengangguk.

"Om, apa oma pernah tinggal di Inggris ?" tanyaku penasaran.

"Tentu saja, oma itu anak bungsu ! dia dilahirkan di Indonesia tahun 1920, di usia 10 tahun dia di bawa ke Inggris oleh bibinya dari ibunya oma ! sampai usia 20 tahun dan kembali ke sini ! sebenarnya dilarang karena situasi Indonesia sedang kacau apa lagi 2 tahun kemudian jepang datang kemari !" jelas om Thomas.

Aku tertegun, walau ada darah belanda dan di anggap penjajah tapi sebenarnya tidak semua seperti itu, ada juga orang Belanda yang baik seperti keluarga besar oma. Mereka mencintai Indonesia dan konon katanya opa buyutku membantu perjuangan pribumi melawan penjajah jepang.

Bersambung ....