Chereads / ANA AND SECRET BOOK ! / Chapter 10 - Bagian ke Sepuluh

Chapter 10 - Bagian ke Sepuluh

DODI TAHU RAHASIAKU !

"Hah ...!" aku terbelalak.

"Ah, lo ada--ada aja ah !" kataku.

"Gue tahu ... tapi ya sudahlah, mungkin gue salah ! maaf !" ujar Dodi tersenyum.

"Ya udah, yuk pergi !" kataku.

"Apa ? engga ! cuman teman ! ha ... ha... ha ...!" aku tertawa.

"Ehem ... !" terdengar deheman dari Dodi.

"Ada apa ?" tanyanya.

"Engga ... rahasia !" jawabku sambil tersenyum.

"Hai, kenal kan aku Dodi !" aku terkejut karena dia melambaikan tangannya ke tanaman Blackberri. Aku tersenyum.

"Udah, dia udah tahu kamu !" kataku.

"Kapan ? kok bisa ? ini pertama kalinya aku kesini ?" tanyanya heran.

"Kamu kan yang membantu mengangkat Blackberri ini kesini kan ? udah ah aku mau pulang sudah sore ! nanti tante nyariin !" jawabku.

"Aku antar kamu pulang !" ucapnya.

"Oke, baiklah !" aku menerima ajakannya dan kami pun pergi.

Untungnya om dan tante tidak berkata banyak, malahan mengobrol dengan Dodi. Hanya Kevin yang kelihatannya ingin bertanya banyak. Dan ternyata Kevin pun sering ke sini dan cukup akrab dengan Dodi. Akhirnya dia pamit pulang.

---------------

Keesokan harinya, setelah selesai sarapan pagi tanpa diduga Dodi datang sambil membawa blueberri yang cukup banyak. Sekarang dia sedang mengobrol dengan Kevin dan akhirnya menuju kamarnya hendak main game.

Aku menuju ke dapur hendak membuat kue bolu spesial dari buah blueberri. Ku siapkan bahan-bahannya, sebenarnya ini tambahan dari resep buku milik oma yang konon dari nenek oma juga resepnya jadi turun-temurun kayaknya, deh ...

Bahan-bahannya sih simple, tepung terigu, telor dan lain-lain. Tapi yang agak ribet membuat selai blueberri nya. Selai ini tidak boleh encer atau terlalu kental. Untuk resep selai blueberry ini aku dapatkan dari buku sihir kedua ! mungkin kalian penasaran dimana magic nya selai ini kan ? he ... he ... ini rahasia ... !

"Wah, non hebat deh ! kaya master chief yang di tv-tv !" puji bi Isah. Aku hanya tersenyum saja.

"Wuih, harum banget, bikin apa sih ?" tiba-tiba Kevin nongol di dapur.

"Rahasia dong !" kataku.

"Dari baunya aja udah kecium kok ! pasti bikin kue bolu ya ?" tebaknya.

"Seratus buat lo Vin !" jawabku, Kevin tersenyum.

"Eh iya bi, buatin minuman ya ? nanti bawa ke atas !" perintahnya dan pergi.

"Iya den !" jawab bi Isah.

Dan akhirnya kue pun jadi, aku menatapnya. Aku belum mencicipi rasa kue buatanku, tapi kalau kue buatan oma setiap berkumpul pasti itu menjadi favorit semuanya dan langsung habis.

"Non udah jadi kuenya ? wah ... indah sekali kuenya ! seperti di toko-toko kue non !" Bi isah kembali memuji kue buatanku.

Aku memotongnya dan meminta bi Isah untuk mengantarkan kue buat Kevin dan temannya. Aku sendiri mulai mencobanya dan ... Oh my, ini enak banget ! tak terasa air mataku meleleh ternyata aku bisa membuat resep kue bolu turun temurun dari nenek buyut dan omaku.

"Non, kenapa kok menangis ?" tanya bi Isah.

"Inget oma, bi ketika makan kue ini ! bibi cobain deh !" kataku kepada bi Isah sambi mengusap air mataku. Bi Isah pun mencoba kuenya dan terdiam.

"Betul non, bibi merasa oma masih ada kalau memakan ini !" dan ternyata kue bolu ini mengingatkan memori tentang oma.

Reaksi yang sama pun ditujukan oleh Kevin, om dan tante Dita ketika mencicipi kue bolu ini, semua kenangan masa lalu kembali terekam dengan indah dan manis.

Tak terasa waktu terus berlalu, liburan pun akhirnya usai, aku harus pamit kepada om, tante, Kevin dan juga Dodi untuk kembali rumah. Sedangkan dia akan kembali ke Jakarta dua hari lagi. memang masih ada seminggu lagi sebelum masuk sekolah. Ketika pulang aku di beri oleh-oleh dari bapaknya Dodi, dan itu buah-buahan Berri dari kebunnya termasuk panen buah Blackberri perdana.

----------------

Aku menatap lembaran buku sihir terakhir di buku ke dua ini, tak terasa aku sudah mempelajari semuanya, kalau yang di suka memang cepat habisnya dalam sekejap, tapi aku sudah menulis yang penting saja di buku. Dari rumah oma aku sengaja membawa beberapa bumbu rahasia untuk aku praktekan di rumah.

Dan mama terkejut aku sekarang bisa masak beragam dari minuman, makanan dan juga kue. Akhirnya tepat sekolah dimulai aku simpan buku sihir ke dua di lemari buku. Aku tidak tahu kapan buku ke tiga muncul, mungkin saja ... ketika aku sudah pindah ke Inggris nanti, entahlah ...

"Ma, pa ... aku pergi sekolah ya!" pamitku sambil mencium tangan keduanya.

"Iya sayang, hati-hati dijalan!" nasehat mama.

Mang Udin mengantarku ke sekolah, tak terasa sudah sampai aku pun masuk ke kelas berharap sekelas lagi dengan kedua sahabatku Rena dan Dina. Dan benar saja, aku sangat bahagia. Ternyata Dodi pun juga sama saja. Waktu istirahat pun tiba aku menolak ke kantin, kedua temanku heran.

"Tumben Na, engga jajan !" ujar Rena dan Dina.

"Gue, buat bekal sendiri! nih ..." aku mengeluarkan kotak bekal makanan ketika dibuka ada beberapa potong roti isi atau sandwich buatanku sendiri.

"Ayo dicicipi !" tawarku sambil tersenyum. Rena dan Dina pun mengambil satu.

"Boleh, gue juga mau !" tanpa diduga Dodi berdiri di samping kami.

"Apaan sih Dod ! bikin sendiri dong !" ujar Dina yang masih menganggap musuh karena dia suka menggodaku.

"Boleh kok, nih !" aku memberikan satu buat Dodi dan dia tersenyum sementara kedua sahabatku bengong melihat keakraban kami.

"Terima kasih ya ?" ucapnya dan pergi.

"Ehem ... sejak kapan Na ?" keduanya menatapku tajam. Aku tertawa.

"Udah, makan rotinya! nanti gue cerita kok !" jawabku.

"Wow ... Na! roti dari mana nih? lo beli dari mana ?" pertanyaan beruntun dari Rena dan Dina.

"Gue, buat sendiri !" jawabku.

"Serius lo !" keduanya tidak percaya akan jawabanku aku hanya mengangguk. Ku keluatkan sebuah termos kecil dan memberikan jus spesial ke pada mereka berdua.

"Demi apa ... ini enak banget! segar sekali !" puji mereka, aku hanya tertawa saja, dan mulai bercerita tentang liburanku di rumah oma, termasuk pertemuanku dengan Dodi.

"Jadi ...?" aku mengangguk.

"Jus yang lo berdua minum campuran buah berri dari kebun bokapnya dia !" jawabnya.

"Waw, engga nyangka ya ? kok bisa padahal, dia suka jail sama lo !" ujar Dina, aku terdiam dan kemudian bercerita lagi tentang rahasia masa lalu tapi tidak menceritakan di balik kecelakaannya.

"Maaf Na, kita baru tahu lo hilang ingatan masa kecil !" keduanya memelukku.

"Engga apa-apa ko, gue juga baru tahu hal itu !" jawabku.

Waktu istirahat pun selesai kami pun kembali belajar. Tak terasa sekolah usai, aku pun pulang, dua temanku mengingatkan agar membawa bekal lagi, aku mengangguk.

---------------

"ANA ... AWAS !!

Sebuah sinar aneh seperti menyelumbungiku, tapi tabrakan tak terhidarkan. Mataku menjadi gelap tapi kemudian aku melihat cahaya dan ku dengar suara aneh.

"Apa dia meninggal? baguslah kurasa misi kita berhasil! tapi masih ada omanya !" ujar suara itu.

"Biarkan toh umurnya tidak lama, kalau dia menolong cucunya! dia harus mau mengorbankan jiwanya sendiri !" ucap yang lain, siapa mereka? kenapa mau membunuhku? apa salahku?

"Oma, papa, mama ...!" teriakku dan aku membuka mataku. mimpikah? tubuhku berkeringat, aku melihat jelas wajahnya, tapi tidak tahu siapa mereka sebenarnya ...

Bersambung ....