87. Bagaimana dengan Venus?
Clang...
Clang...
Bunyi rantai besi yang terseret menyentuh lantai penjara ketika kakinya digerakan menjadi satu-satunya suara yang ada ditempat itu.
Aroma darah yang pekat dari sisa penyiksaan para tahanan menusuk hidung maxi. Dirinya yang selalu tinggal didalam istana mewah selama ini, akhirnya harus berakhir didalam penjara.
Raja escardo tidak dapat membunuhnya karena dirinya adalah keturunan raja. Karena itu, dengan memberikan hukuman kurungan seumur hidup kepadanya seperti ini, telah sama dengan hukuman mati bagi anggota kerajaan.
'Mungkin akan ada waktu ketika aku akan terbiasa dengan tempat ini'
Maxi Mengangkat kepalanya untuk menghadap langit-langit penjara, tidak ditemukan sedikitpun celah untuk masuk cahaya disekitar tempat itu.
Tidak ada yang khusus dengan penjara itu, tempat itu adalah tempat yang sama dengan penjara yang mengurung kriminal kerajaan.
Tempat gelap tanpa cahaya. Penjara kosong dengan lantai kotor dipenuhi bercak darah para kriminal sebelumnya yang telah mengering. Walaupun tidak melihat apa-apa didalam kegelapan. maxi dapat merasakan dengan tangannya, bahwa sudut penjara kosong itu terdapat banyak jaring Laba-laba.
Cahaya hanya akan dilihatnya ketika para petugas penjara membawakan makanan kepadanya, dengan membawa penerangan lentera yang ada ditangan mereka.
Makanan penjara hanyalah roti keras berjamur, roti yang bahkan tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Beberapa kali maxi berusaha untuk menelan roti itu untuk bertahan hidup. Namun, perutnya yang terbiasa dengan makanan kualitas tinggi selalu menolak untuk bekerja sama dengannya, sehingga maxi memuntahkan kembali roti berjamur itu.
"Tristan "
Nama itu dipanggil nya dengan pelan, selain dirinya, Tristan van trochel asisten pribadinya juga ditahan ditempat itu. Mereka dipisahkan sel yang berbeda.
" Ada apa yang mulia? "
Suara Tristan masih terdengar dingin dan tanpa emosi didalam kegelapan.
"Apakah kau baik-baik saja? "
Sebenarnya dirinya merasa sangat bersalah kepada asistennya yang loyal itu, karena masalah pribadinya, Tristan harus terseret kedalam penjara bersamanya.
"Saya baik-baik saja yang mulia. Saya tidak selemah yang yang mulia bayangkan. "
"... Kuharap begitu. "
Maxi menjawab Tristan dengan suara lemah penuh dengan rasa bersalah.
"Apakah anda masih tetap tidak dapat makan apapun yang mulia? "
"Bagaimana kau bisa tahu....? "
Bagaimana Tristan bisa tahu bahwa dirinya tidak dapat memakan apapun? Tempat itu begitu gelap untuk melihat. Bahkan sekarang dia tidak dapat melihat ekspresi Tristan. Jika begitu, bagaimana Tristan bisa tahu kondisinya?
"Maksud yang mulia adalah soal yang mulia memuntahkan makanan yang Anda makan? "
"Kau bahkan tahu aku memuntahkannya. "
"Letak sel kita tidak terlalu jauh untuk mendengar jelas suara yang mulia yang sedang memuntahkan makanan. "
"Ah! "
Benar juga, suara adalah hal yang terdengar jelas disini. Suara maxi yang memuntahkan makanannya pastilah terdengar jelas oleh Tristan yang berada didalam sel kurungan yang tidak jauh darinya.
"Bertahanlah yang mulia"
".... Aku cukup memalukan. Maaf telah membuatmu terkurung seperti ini Tristan. "
"Anda sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun, saya yang telah memilih untuk mengikuti Anda dan nona Venus. Karena itu, berhenti menyalahkan diri anda sendiri yang mulia. "
"Tetap saja aku merasa bersalah kepadamu Tristan, maafkan aku... Sekali lagi maaf untuk segalanya. "
"Seperti Anda yang tidak merasa menyesal dengan pilihan anda, saya juga tidak merasa menyesal karena pilihan saya yang mulia. Seorang pangeran tidak boleh begitu mudah meminta maaf, angkat kepala Anda yang mulia. Anda tidak bersalah sama sekali. "
"..... "
"Sekutu kita pasti akan mencari cara untuk membebaskan Anda yang mulia, percayalah. "
"Saat ini kondisi istana sedang kacau, aku ragu dengan pergerakan Sekutu kita."
" Untuk saat ini...Hal yang dapat kita lakukan hanya menunggu dan berusaha bertahan hidup. "
".... Bertahan hidup ya? "
"Benar, Anda harus selamat dari tempat ini. Oleh karena itu, berusahalah untuk makan yang mulia. "
DAP.. DAP...
Suara langkah kaki pelan, perlahan mulai terdengar dari kejauhan.
Samar-samar cahaya lampion yang bewarna kekuningan mulai mendekat kearah mereka. Langkah itu terdengar ringan, sedikit berbeda dengan suara langkah kaki penjaga penjara yang selalu terdengar berat dan kasar.
'Siapa? '
Harusnya tidak ada siapapun yang memiliki keperluan dengannya saat ini. Status tahanannya telah membuatnya dijauhi oleh siapapun.
'Jadi siapa yang telah datang untuk menemuiku sekarang? '
"Pangeran maxi"
Sosok itu tidak lain adalah saintess ariel vierre Raven.
"Untuk apa kau menemuiku disini? "
Maxi hanya menanggapi ariel yang sekarang telah berdiri tepat didepan selnya dengan dingin.
" Apakah yang mulia masih belum sadar? " Ariel tersenyum kecil kepada maxi.
" Saat ini hanya saya yang dapat menolong yang mulia. "
Maxi mengerti bahwa perbuatannya itu sama sekali tidak dapat diterima oleh siapapun, sekarang dirinya hanya seorang pangeran yang telah menjadi kriminal.
"Aku tidak perlu bantuanmu. "
Ck
Ariel mendecakkan lidahnya.
" Jangan terlalu percaya diri yang mulia, tempat ini sama sekali tidak cocok untuk
Anda. Kenapa Anda tidak menyambut uluran tanganku saja? "
"Aku tidak perlu hal yang seperti itu. "
"Apa yang mulia ingin terkurung selamanya ditempat ini? Untuk apa yang mulia melakukan hal seperti ini? "
".... Bukan urusanmu. "
Jawaban dingin maxi tidak membuat Ariel mundur dari keinginannya. Sosok Ariel masih tetap berdiri dihadapannya dengan tatapan percaya diri.
" Lihatlah yang mulia, saya dapat membuat Anda menjadi tidak berdosa dalam sekejap. Apa yang mulia tidak mengerti hal seperti ini? Anda malah bekerja sama dengan sihir hitam dan melarikan diri dengan wanita itu. "
Wanita? Perkataan Ariel membuat mata maxi terbelalak. Jika Ariel mengetahui sosok Venus yang kabur bersamanya, berarti keberadaan Venus juga terancam. Apa Venus baik-baik saja? Apa Venus berhasil kabur? Seketika itu juga, rasa takut menghantui dirinya.
" Venus! Apa raja telah menangkap Venus? "
"Venus? Apa wanita yang kabur dengan Anda itu bernama Venus? "
"Katakan! Apa dia baik-baik saja? Apa raja berhasil menangkapnya? "
"Hahahaha"
Ariel yang mendengar pertanyaan dari maxi itu hanya tertawa terbahak-bahak, seakan mendengar sesuatu yang lucu.
Sifat Ariel membuat maxi merasa kesal dan bingung. Sebenarnya apa maksud dari tawa Ariel?
"Yang mulia, wanita itu telah menghilang untuk selamanya. "
" ! "
"Wanita itu telah mati yang mulia. "
Ariel masih tertawa terbahak-bahak melihat wajah pangeran maxi yang telah memucat.
"Jangan bercanda! "
"Anda pikir saya sedang bercanda? "
"..... "
Venus telah mati? Benarkah itu?
"Terserah jika anda tidak mempercayai saya.... Tetapi ingatlah, kapanpun anda perlu, saya akan menyambut uluran tangan yang mulia. Karena itu, bertindaklah dengan bijak yang mulia. "
Setelah menyelesaikan perkataannya, ariel melangkah pergi dari penjara itu dengan meninggalkan maxi yang masih mematung didalam penjara.
******************************************
Tit...
Tit...
Tit...
Bunyi apa ini? Semuanya menjadi gelap, ingatannya samar-samar telah kembali.
Dirinya yang tergeletak di pusat kota mengerang kesakitan, pandangan mata rowan yang melihatnya dengan menjijikan serta suara ariel yang masih terdengar dengan jelas.
Benar juga, aku telah mati. Ariel telah mendorong jiwaku dengan kekuatan sucinya, seketika semuanya menjadi gelap.
Sudah berapa lama sejak itu terjadi? Apakah ini adalah alam baka?apakah aku telah benar-benar mati?
Venus terus mendengar suara mesin yang terus berbunyi disamping telinganya. Tubuhnya terasa berat seakan tertimpa oleh alat berat.
Huh...
Haahhh...
Suara nafasnya sendiri masih terdengar cukup jelas di telinganya, namun suara lain selain suara nafasnya itu terus mengangu pikirannya.
Venus mencoba membuka kedua matanya. Entah kenapa matanya terasa susah untuk dibuka.
'Ada apa ini? '
Apakah setelah kematian masih harus melewati proses lain lagi?
"Ukh."
Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya kedua mata Venus terbuka sepenuhnya.
Eh!
Venus mengedip-ngedipkan matanya dan mencoba melihat pemandangan disekitar tubuhnya.
Ruangan itu bewarna putih dengan jendela kecil disampingnya, alat pendeteksi detak jantung terletak disebelah tempat dirinya berbaring. Bunyi tit.. Tit... Dari alat itu terus terdengar di telinganya. Selang infus yang digantung diatas ranjangnya itu terhubung dengan tangan kanannya. Didepan mulut dan hidungnya terdapat selang oksigen yang membantunya bernafas, tidak perlu waktu lama untuk Venus menyadari bahwa dirinya sekarang berada didalam kamar rumah sakit.
'Ini....? '
Kenapa dirinya berada didalam kamar rumah sakit? Bukankah dia telah mati didunia novel? Lagipula alat modern ini tidak terdapat didalam dunia yang ada didalam novel.
Perlahan Venus melepas selang oksigen yang ada didepan mulutnya.
" Ini dunia nyata! "
Dirinya telah kembali kedunianya.
Tubuh Venus bergetar hebat, teori yang baru saja dipikirkan olehnya membuatnya bergetar ketakutan.
"Bukankah aku telah meminum semua obat tidur itu? Kenapa ini....? Kenapa aku ada didalam rumah sakit? "
"Kenapa aku masih hidup? "
Kalau begitu apa semua yang dialaminya didalam dunia novel itu adalah mimpi?
"Apakah benar-benar mimpi? "
Venus mencoba bangun dari ranjang pasiennya. Tangannya segera mencabut jarum infus yang terhubung ditangannya. Kemudian mencoba untuk keluar dari ruangan itu untuk memastikan segalanya.
Duk..
Tubuh Venus terlalu lemah untuk berjalan sendiri, tetapi semua itu tidak membuatnya diam. Venus kembali bangkit dengan menyenderkan tubuhnya di dinding rumah sakit untuk membantunya berjalan. Tangan lemahnya memutar knop pintu kamar pasiennya.
Pintu itu akhirnya terbuka, suasana diruar rumah sakit itu terlihat lumayan padat. Pasien dan perawat berjalan berlalu lalang didepannya. Baju itu.....Orang-orang itu.... Semua yang dilihatnya adalah pemandangan yang ada didunia asalnya.
Tubuh Venus menjadi kaku, selama ini dia ternyata dirawat didalam rumah sakit. Dirinya yang tidak sadarkan diri itu telah membuat alam bawah sadarnya berhalusinasi.
"Elliot... "
Semua itu... Apakah benar semua itu hanya mimpi? Hanya halusinasi? Elliot itu tidak nyata? Kebahagiaan yang pertama kali didapatkan olehnya itu tidak nyata?
Air mata perlahan membasahi pipinya. Tubuhnya terduduk dilantai rumah sakit. Suara tangisan Venus semakin membesar sehingga membuat para perawat disekitarnya menjadi panik.
" Apa nona baik-baik saja? "
"Dokter.... Panggilkan dokter! Tampaknya nona ini masih kesakitan"
"Nona... Nona Venus"
"Nona Venus... Apakah nona dapat mendengar suara saya? "
"Hu.... Huwa.... Huhu..... "
Venus terus menangis meraung-raung, dirinya sekarang sudah tidak perduli apapun lagi. Yang dia rasakan sekarang hanya kesedihan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.