68.penyelamatan
Tristan melihat raut wajah pangeran maxi yang dilayaninya dengan cemas. Beberapa hari ini maxi terlihat sangat cemas, pekerjaan yang telah direncanakan oleh Pangeran maxi menjadi berantakan karena maxi tidak dapat fokus bekerja.
"Yang mulia, apa ada yang Anda pikirkan akhir-akhir ini? "
Tristan bertanya dengan cemas.
"Aku sedang menunggu kabar dari sheriel. "
Tristan tidak mengerti alasan apa yang membuat maxi begitu cemas. Sejauh ini hubungan putra mahkota dan Duchess sheriel hanya merupakan hubungan resmi yang jauh dari kata akrab. Kabar apa yang ditunggu oleh maxi dari sheriel? Hal ini membuat Tristan penasaran.
"Saya mengerti bahwa yang mulia sedang mencemaskan sesuatu, tetapi pertemuan anda dengan delegasi asing sudah tidak dapat ditunda lagi. Apakah anda masih ingin menunda pertemuan anda? "
"Aku tidak dapat pergi kemanapun saat ini. "
Pertemuan dengan delegasi asing adalah hal yang sangat penting untuk maxi. Tristan mengetahui hal itu dengan jelas. Setelah mengetahui tujuan maxi dalam mencapai tahta, tristan memutuskan untuk setia mendukung keputusannya. Setelah lama merencanakan dan mengumpulkan berbagai pihak untuk memperkuat kekuasaan, maxi akhirnya berhasil meyakinkan delegasi asing dari beberapa kerajaan untuk menemuinya. Pertemuan penting menyangkut dukungan pasukan tiap negara untuk mencapai tahta. Sebagai gantinya jika maxi menjadi raja, emerald akan melakukan perjanjian damai dan tidak akan menyulut perang dengan tiap negara yang mendukungnya.
Pencapaian yang dilakukan maxi dengan susah payah itu terus tertunda. Maxi masih terus mengundur waktu pertemuan, masalah yang menyangkut hidupnya sendiri itu tidak lebih penting dari sesuatu yang sedang maxi cemaskan saat ini.
Tristan terus berpikir, apa yang menjadi hal yang membuat pangeran yang dilayaninya itu mengabaikan sesuatu yang penting untuk hidupnya sendiri. Jika itu adalah Duchess Sheriel yang menjadi istri dari rowan, maka masalah yang membuat maxi cemas pastilah berada didalam lingkup keluarga trochel.
'Setelah dipikirkan lagi, yang berada didalam keluarga trochel saat ini adalah.. '
"Venus! "
Nama itu keluar dari mulut Tristan. Orang yang membuat maxi menjadi sangat berubah hanya wanita yang bernama Venus. Benar, hanya wanita itu saja.
Maxi mengerutkan alisnya ketika mendengar nama seseorang yang sedang dipikirkannya. Matanya menoleh tajam kepada Tristan seperti mengatakan kepadanya 'kenapa kau menyebut nama itu? '
"Apakah kecemasan anda berhubungan dengan wanita itu yang mulia? "
".... "
Walaupun maxi terdiam, Tristan sudah dapat menebaknya karena pangeran maxi sama sekali tidak menyangkal perkataanya.
'Ternyata wanita itu lagi. '
Wanita yang membuat pangeran maxi menjadi berubah seperti ini, wanita yang membuat Elliot yang sedingin es itu menjadi jatuh cinta. Seberapa hebatnya wanita itu sehingga membuat dua orang terhebat didalam kerajaan Emerland ini jatuh cinta seperti anak kecil? Kekesalan muncul didalam hatinya. Wanita yang tidak pernah dilihatnya itu membuat segalanya menjadi kacau.
'Venus! Wanita yang mengesalkan! '
"Pertemuan ini tidak dapat ditunda lagi yang mulia, jika anda terus seperti ini karena seseorang wanita. Semua yang Anda lakukan selama ini akan sia-sia. "
Walaupun maxi mengerti akan hal itu, maxi memilih untuk tetap diistana untuk menunggu kabar dari sheriel. Hatinya yang kacau itu membuatnya ingin berlari ke kediaman trochel saat ini juga. Tetapi maxi terus menahan keinginannya.
"Venus dalam bahaya, aku tidak dapat tinggal diam. Dia adalah wanita yang sangat berharga bagiku. "
"... "
Tristan hanya memandangi dinding ruang kerja maxi dengan tatapan datar.
" Duke Rowan van trochel telah mengurungnya dan memberikan obat penenang kepadanya di kediaman trochel. "
Hanya pada saat mendengar hal itu pupil mata Tristan bergetar hebat. Betapa terkejutnya dirinya ketika mendengar hal itu. Bukan orang lain melainkan kakak kandungnya sendiri telah mengurung seorang wanita. Tristan tidak dapat mengontrol ekpresi wajahnya dan perkataan nya lagi.
"... Kenapa? "
Wajahnya terdistorsi, tanpa sadar Tristan mengucapkan hal yang dipikirkan olehnya.
Maxi hanya menjawabnya dengan ekpresi yang menunjukkan kemarahannya kepada Rowan.
"Karena Duke Rowan menyukai Venus. "
"Hah! Ka... Kakak? Tidak mungkin... Ke.. Kenapa bisa seperti ini? "
Rowan van trochel adalah kakak yang sangat dibanggakan olehnya. Sosok kakaknya yang tenang dan sempurna membuat semua bangsawan menghormatinya.
Kakak adalah orang yang rasional dan tenang. Bukankah ini aneh? Bagaimana mungkin kakak mengurung wanita yang merupakan kekasih elliot itu?
Kenyataan yang menyakitkan terus menamparnya, jawabannya hanya ada satu. Rowan menyukai wanita itu, walaupun terdengar tidak masuk akal. Hanya itu jawaban yang membuat Rowan melakukan hal itu.
'Venus... Wanita itu.... '
Seberapa hebat wanita yang bernama Venus itu, hingga harus membuat semua orang yang berada disekitarnya menjadi tertarik kepadanya? Tristan mengepalkan tangannya sambil menelan kekesalannya.
"Maaf Tristan, mungkin kau tidak akan menyukai hal yang akan ku lakukan kepada Duke trochel kedepannya. "
".... Saya mengerti yang mulia. "
Siang itu, surat sheriel tiba di istana.
Setelah menerima surat beserta bukti pembelian obat ilegal dari sheriel. Maxi segera menyiapkan kudanya dan pasukan pribadinya untuk mengepung kediaman trochel.
******************************************
Sheriel memasukkan baju serta perhiasannya kedalam koper yang telah dipersiapkan oleh margaret. Malam ini, setelah maxi berhasil masuk kedalam kediaman trochel, sheriel telah berencana untuk kabur sementara dari kediaman trochel. Posisinya didalam keluarga itu akan terancam jika dirinya tidak segera keluar.
Surat transaksi obat itu akan menjadi bukti besar keterlibatannya dengan kakaknya pangeran maxi untuk mengeluarkan Venus dari kediaman trochel.
'Dia akan mengurung ku. '
Rowan telah mengurung ibunya sendiri karena melukai Venus. Jika Rowan mengetahui bahwa sheriel lah yang membantu Venus dan mencuri bukti transaksinya, Rowan pasti akan mengurungnya kedalam penjara bawah tanah.
"Tenang sheriel, kau telah mempersiapkan semuanya. "
Segala sesuatu yang dibutuhkannya telah dipersiapkan dengan baik. Selanjutnya adalah cara untuk menyelundupkan pangeran maxi kedalam kediaman trochel dan mengalihkan penjaga pintu utama kediaman trochel.
*****************************************
Duchess sheriel bersama dengan pelayan pribadinya margaret yang membawa kopernya telah sampai didepan gerbang kediaman trochel.
Jam yang telah dijanjikan telah tiba, maxi dan pasukan pribadinya sedang bersembunyi diluar gerbang kediaman trochel sambil menunggu pergerakan sheriel.
"Du.. Duchess? "
Penjaga pintu kediaman trochel terlihat bingung melihat sheriel yang keluar membawa koper beserta pelayannya.
"Siapkan kereta untukku! "
Sheriel memberikan perintah dengan dingin kepada penjaga gerbang.
"Ta.. Tapi gerbang ini tidak dapat ditinggalkan Duchess. Apakah anda tidak mengabarkan hal ini kepada tuan Duke? "
Sheriel menatap dua penjaga gerbang itu dengan tajam.
"Kau berani memerintah ku!!!!! Aku adalah nyonya di kediaman ini, jika aku memerintahkan hal ini kepadamu apa kau berhak untuk menolaknya? "
Sheriel menekankan suaranya agar terdengar keras.
"Te.. Tetap saja Duchess... "
Sebelum kedua penjaga itu menyelesaikan kalimatnya, sheriel kembali menhujani mereka dengan suara yang mengancam.
"Kalian tidak menghormati ku sebagai Duchess? Apa kalian ingin dipenggal? "
Posisinya sebagai Duchess di kediaman trochel menguntungkan nya dalam hal seperti ini. Selama kedudukan orang-orang yang menempati kediaman ini lebih rendah darinya, ucapan yang keluar dari mulutnya itu adalah hal mutlak yang harus dituruti.
"Kalian tidak ingin aku menyiapkan kereta kuda sendiri bukan? Jika kalian membiarkan ku melakukan itu, aku akan memastikan kalian tidak akan lagi melihat sinar matahari besok pagi. "
Kedua penjaga itu terlihat ketakutan. Dengan cepat mereka berlari mencari pengurus kediaman untuk menyiapkan kuda.
Setelah para penjaga meninggalkan gerbang utama. Maxi dengan pakaian pelayannya menyelinap masuk kedalam gerbang utama dan segera bersembunyi dibelakang gedung timur untuk bertemu dengan sheriel.
Sheriel meninggalkan kedua penjaga yang telah menyiapkan kereta untuknya dan bergegas menemui kakaknya di gedung timur.
Setelah melihat sosok maxi yang bersembunyi dibalik pepohonan, sheriel berkata dengan suara kecil.
"Ikut aku kak. "
Maxi tidak mengatakan apapun. Dirinya terus mengikuti sheriel dan masuk kedalam ruang rahasia bawah tanah bersamanya.
Terlihat dua prajurit trochel yang mengawal pintu kamar Venus berdiri tegak didepan pintu. Wajah mereka sangat terkejut melihat Duchess trochel berada didepan mereka. Ruang rahasia yang disembunyikan selama ini telah diketahui oleh Duchess trochel. Walaupun demikian, mereka menggenggam pedangnya dengan erat untuk mencegah Duchess sheriel menerobos masuk kedalam ruangan itu.
Maxi yang berdiri dibelakang sheriel mencabut pedang yang ada dipinggangnya dan berjalan maju untuk menebas kedua prajurit yang menjaga pintu kamar Venus.
Dalam seketika, dua prajurit itu tergeletak tak bernyawa dilantai.
"Maaf."
Maxi berkata dengan pelan sambil melihat mata adiknya yang terlihat terkejut. Maxi sangat mengerti bahwa dirinya yang sedang menebas leher prajurit trochel itu bukan hal yang menyenangkan untuk dilihat.
*****************************************
Suara bunyi keras terdengar dari balik pintu kamar Venus.
"Apa yang sedang mereka lakukan diluar? "
Kesadarannya telah pulih, namun tubuhnya masih tidak memiliki tenaga yang banyak karena efek obat yang tertinggal didalam tubuhnya.
Beberapa hari ini sheriel terus mengunjunginya dengan menyamar menjadi pelayan kediaman trochel. Berkat obat palsu yang diberikan pada Venus, tubuhnya perlahan menjadi lebih baik dan kesadarannya telah pulih seutuhnya.
Sesaat setelah bunyi keras yang menghantam pintu besi itu terdengar. Pintu ruangan itu terbuka.
Sosok pangeran maxi segera muncul dari balik pintu.
"Max! "
Wajah maxi terlihat sangat cemas. Pedangnya yang masih berlumuran darah itu digenggaman ditangan kanannya. Maxi segera berlari untuk memeluk Venus.
"Venus, syukurlah kau tidak apa-apa. Maafkan aku. "
Wajahnya terlihat sedih, tangan besarnya memeluk tubuh Venus dengan erat.
"Maaf aku datang terlambat. "
Sheriel muncul menghampiri mereka berdua, dengan nada panik sheriel segera menarik tangan Venus.
" Ayo kita keluar. "
Maxi memasukkan pedangnya dan membantu Venus untuk berjalan keluar. Dua tangannya mengangkat tubuh Venus hingga melayang ke udara. Walaupun tampak memalukan, Venus tidak dapat menolaknya karena situasinya saat ini tidak memungkinkan untuk keluar sendiri dari tempat itu.
Sebelum meninggalkan tempat itu, Venus harus mengambil kotak penyimpanan yang tersimpan dibawah tempat tidur kamarnya yang berada di gedung barat kediaman trochel. Semua artefak dan buku takdir yang diambilnya itu tersimpan didalam sana.
"Max, aku harus mengambil sesuatu yang penting dari kamarku. "
Venus menepuk punggung max dengan pelan.
"Aku tidak dapat keluar tanpa barang itu, benda itu berkaitan dengan hidupku. "