60. Surat
[Jangan lupa di dukung terus yah]
Barisan pasukan emerland telah bersiap digaris depan, Elliot mengangkat pedangnya keatas untuk memberikan aba-aba. Bersamaan dengan itu semua kuda melaju menghampiri pasukan musuh.
Padang tandus perbatasan dua negara menjadi tempat peperangan kekuasaan pertama. Clank clank.. Bunyi pedang yang saling bertubrukan terdengar nyaring. dengan kuda hitamnya Elliot dengan cepat melumpuhkan lawan yang ada didepannya.
"Bingo"
Mata Elliot melihat kearah pasukan musuh. Seseorang yang sangat dikenalnya terlihat sedang bertarung dengan pasukan emerland digaris depan. Dengan mana penuh, Elliot langsung memacu kudanya dan mengayunkan pedangnya.
Clank
Pedang yang diayunkan kelengan nya itu ditangkis dengan kuat oleh musuhnya.
"Ka.. Kau.. "
Zeinal fazkin melihat Elliot dengan tatapan tajam. Seseorang yang menyerangnya itu terlihat aneh dan familiar. Serangan mana kuat yang pernah melukai tubuh nya.
" Kau yang membawa wanita itu. "
Elliot hanya membalasnya dengan senyum dingin.
Zeinal faskin merasa kebingungan karena musuh didepannya itu penampilannya sangat berbeda dengan orang yang menyerangnya di balenia. Namun setelah dia melihat ke arah mata emas lawannya, zeinal fazkin menjadi yakin bahwa ini adalah orang yang sama.
Jika semuanya itu adalah samaran, berarti wanita yang bersama musuhnya ini adalah rakyat kerajaan emerland. Berani-beraninya mereka menyelinap masuk kedalam wilayah kekuasaan balenia.
Pedang Elliot terus menyerangnya dengan bertubi-tubi. Dengan dorongan mana Elliot yang kuat di serangan keduanya, zeinal fazkin terjatuh dari kudanya.
Elliot melompat turun dari kudanya sambil mengayunkan pedang kearah leher zainal fazkin.
Dengan memfokuskan mana kearah kakinya yang cedera, zeinal fazkin melompat kebelakang untuk menghindari serangan Elliot.
Pedang Elliot yang dilapisi mana itu menghantam tanah. Retakan besar yang terjadi akibat serangan itu membuat pasukan di sekitar zeinal faskin terluka dan terjatuh dari kudanya.
"Ukh."
Darah segar mengalir dari mulut zeinal faskin. Pemimpin pasukanย musuh kerajaan emerland didepannya ini terlihat seperti iblis dimedan perang. Perbedaan kekuatannya sangat besar.
Jarak antar keduanya sekarang sangat jauh, dengan sekuat tenaga zeinal fazkin berusaha menghindari serangan Elliot. Jika kekuatan mana keduanya bertubrukan, ledakan mana Elliot akan melukainya dengan parah.
Elliot yang terus mengayunkan pedangnya kembali naik keatas kudanya untuk mengejar zeinal fazkin. Sambil mengayunkan pedang membersihkan prajurit musuh yang berada di barisan depan. Pasukan musuh tergeletak tak berdaya diatas tanah, membuka jalan masuk untuk pasukan emerland. Barisan belakang pasukan emerland segera menyerang pasukan inti kerajaan viseta dan balenia.
"Ketemu."
Dengan senyum menakutkan dan mata yang terbuka lebar. Elliot melompat turun dari kudanya dan mendaratkan dirinya didepan zeinal faskin yang masih terluka.
" Siapa kau sebernarnya? "
Dengan perasaan frustasi zeinal faskin berteriak kepada Elliot.
Elliot berjalan dengan pelan sambil mendecakkan lidahnya, seakan melihat serangga yang menjijikan didepannya.
" Elliot van trochel "
Suara Elliot terdengar dingin, nama yang keluar dari mulutnya itu terdengar sangat menyeramkan. Seolah itu adalah nama malaikat maut yang akan mengambil nyawanya.
Zeinal fazkin mencoba berdiri dan menggengam pedangnya dengan kedua tangannya. Panglima Tertinggi kerajaan balenia adalah gelar yang sangat dibanggakan nya. Kekuatan perangnya yang bagus selalu membawa kerajaan balenia memenangkan setiap peperangannya.
Namun Elliot van trochel, orang yang ada didepannya ini menghancurkannya hanya dalam satu pertempuran.
Kekuatan Elliot sudah bukan dalam jangkauan manusia lagi, melainkan kekuatan iblis. Rumor iblis perang kerajaan emerland itu memang bukan hanya perkataan semata. Lelaki ini benar-benar bukan manusia.
Clank... Clank....
"Ukh"
Walaupun telah menahan serangan Elliot, pedang Elliot berhasil menembus lengan kanannya.
"Panglima!!! "
Pasukan balenia yang melihat pemandangan itu, segera berlarian kearah Panglima Tertinggi nya dan mulai menyerang Elliot.
" Panglima!! "
"Cepat bawa Panglima ketenda!!! "
Ratusan prajurit musuh mengepung Elliot. Zeinal fazkin yang terluka parah itu berhasil dibawa oleh prajuritnya untuk mundur dari medan perang.
"Ukh,.. "
"Bertahanlah Panglima. "
"Pemimpin pasukan kerajaan emerland itu sangat mengerikan. "
Ratusan prajurit yang menjadi tameng untuk zeinal fazkin menjadi rata dengan tanah dalam seketika. Sisa pasukan yang tersisa, datang kembali menyerang Elliot. Prajurit yang mundur dari Barisan untuk membawa zeinal fazkin merinding ketakutan melihat kekuatan Elliot yang sangat besar. Sambil memapah tubuh pemimpinnya, dia berusaha lari dengan cepat menuju tenda pengobatan kerajaan viseta.
Pertumpahan darah didaerah perbatasan berhasil dikuasai pasukan kerajaan emerland dengan lancar.
Peperangan pertama ini membuat kerajaan lawan menjadi waspada dan mempersiapkan lebih banyak pasukan untuk berperang di wilayah kedua.
Zeinal fazkin terbaring lemah didalam tenda kerajaan viseta. Umpatan keluar dari mulutnya.
"Sialan!!! "
"Elliot van trochel!!! "
Harga dirinya telah diinjak-injak dengan mudah di peperangan pertama. Tampaknya akan sulit untuk langsung menghadapi pemimpin pasukan emerland.
"Rasa malu yang kau berikan ini, aku pasti akan membalasnya!!! "
**************************************
"Tuan duke, apakah anda baik-baik saja? "
Albert menatap Rowan dengan cemas, Rowan tampak sangat kacau. Mata yang terlihat lelah dengan lingkar hitam yang terlihat jelas karena tidak tidur selama berhari-hari, rambut hitamnya yang biasanya tersisir rapi kini terlihat berantakan. Penampilannya benar-benar berantakan.
Wajah Rowan terlihat sedih. Jika terus seperti ini, Rowan pasti akan abruk karena kelelahan.
" Aku baik-baik saja. "
Walaupun Rowan mengatakan dirinya baik-baik saja, Albert tetap terlihat cemas. Tubuh tuannya terlihat kurus. Beberapa hari ini Rowan terus melewatkan jam makan. Entah apa yang sedang dipikirkannya. Sesekali Rowan terdiam seakan memikirkan hal lain.
"Sudah jam makan siang, apakah tuan tidak akan makan juga hari ini? "
"Aku tidak lapar. "
Rowan terus tenggelam didalam pekerjaannya. Dirinya tidak ingin bersantai karena perasaan sedihnya terus menghantuinya. Dengan tangan yang lemah Rowan terus membolak balikkan halaman kertas pekerjaannya.
"Albert, pembangunan ruangan yang aku perintahkan apakah telah selesai dibagun? "
"Tempat itu telah selesai dibangun tuan. "
"Bagus, Jangan sebarkan lokasinya kepada siapapun. Rahasiakan tempat itu. "
"Baik tuan duke. "
Kesedihan bercampur dengan amarah perlahan membuat dirinya menjadi gila. Saat ini pemikiran Rowan telah kacau sepenuhnya. Apapun yang terjadi, rencananya harus berjalan dengan baik. Jika tidak, dirinya tidak akan dapat melanjutkan hidupnya lagi.
"Venus... Aku harus menemui Venus hari ini."
**************************************
Taman bunga keluarga trochel berhiaskan bunga mawar yang mekar dengan indahnya. Aroma mawar pekat tercium disekitar taman itu. Venus yang berjalan-jalan didalam taman itu berhenti sejenak untuk memetik beberapa kuntum mawar merah. Kelopak mawar itu akan dikeringkan untuk dimasukkan kedalam suratnya.
Setelah memetik mawar, Venus mulai duduk disamping tempat peristirahatan taman sambil memisahkan tiap kelopak bunga mawar merah yang dipetik nya.
" Bagus, setelah ini tinggal ku keringkan didekat perapian ruang utama. "
Kelopak mawar itu disimpan didalam kantong kain yang dibawanya dengan hati-hati. Setelah puas dengan perkerjaanya, Venus tersenyum kecil.
Venus juga mengeluarkan kertas beserta peralatan menulisnya. Semua itu diletakkan diatas meja, sambil berpikir sejenak mengenai hal yang ingin ditulisnya. Venus mulai memegang penanya dan mencelupkan nya kedalam tinta.
"Hm... Aku rindu padamu Elliot. "
Dengan pelan Venus mulai mendekatkan penanya keatas kertas. Namun Venus segera mengurungkan niatnya untuk menuliskan hal itu.
" Sebentar, tidak mungkin aku menuliskan hal itu. Elliot baru pergi seminggu, apakah tidak terlalu berlebihan jika aku bilang rindu? "
" Ehm... Mungkin aku coba tulis tentang cuaca hari ini. "
Venus mulai mendekatkan penanya keatas kertas dan mulai menuliskan suratnya.
๐พ๐ช๐๐๐ ๐๐๐ง๐ ๐๐ฃ๐ ๐จ๐๐ฃ๐๐๐ฉ ๐๐๐ง๐๐,
๐๐๐ฌ๐๐ง ๐ข๐๐ง๐๐ ๐๐๐ฉ๐๐ข๐๐ฃ ๐จ๐๐ฃ๐๐๐ฉ ๐๐๐ง๐ช๐ข ๐๐๐ฃ ๐๐ฃ๐๐๐....
๐ผ๐ ๐ช ๐๐ช๐๐ช๐ ๐๐ ๐ ๐ช๐ง๐จ๐ ๐ฉ๐๐ข๐๐ฃ ๐จ๐๐ข๐๐๐ก..
"Sambil... "
"Agrh.. "
Venus meremas kertas yang telah ditulisnya dan mempersiapkanย kertas baru.
" Memangnya aku ingin menulis puisi? Sepertinya tidak bagus jika menulis tentang cuaca. "
Sambil termenung beberapa saat, Venus menggaruk kepalanya dengan pelan. Tidak ada kata-kata yang keluar dari otaknya. Seakan semuanya menjadi kosong didalam pikirannya.
" Bagaimana isi surat yang sesuai dengan orang yang hidup didunia ini? "
"Mungkin aku lebih baik langsung menanyakan kabarnya? "
Venus kembali memegang penanya dan mulai menulis dikertas barunya.
๐๐๐ ๐๐ก๐ก๐๐ค๐ฉ,
๐ผ๐ฅ๐๐ ๐๐ ๐ ๐๐ช ๐๐๐๐ -๐๐๐๐ ๐จ๐๐๐?
๐ฝ๐๐๐๐๐ข๐๐ฃ๐ ๐๐๐ฃ๐๐๐ฃ ๐ฅ๐๐ง๐๐ฃ๐๐ฃ๐ฎ๐? ๐๐๐จ๐ฉ๐ ๐๐๐จ๐ ๐๐๐ข๐๐ฃ๐๐ฃ๐๐ ๐๐ฃ ๐๐๐ฃ๐๐๐ฃ ๐๐๐๐ ๐๐ช๐ ๐๐ฃ?
๐๐ก๐ก๐๐ค๐ฉ.... ๐ผ๐ฅ๐ ๐ ๐๐ช..
"Haaaaaaaah"
Venus menghembuskan nafas panjang dan meremas surat yang telah ditulisnya.
"Bagaimana pun juga ini tidak terlihat alami. Alangkah bagusnya jika disini ada handphone, jadi aku dapat langsung mengirimkan chat untuk nya. "
Venus mempersiapkan kertas baru untuk menulis ulang suratnya lagi.
" Bagaimanapun tidak ada yang keluar dari pikiranku selain aku merindukanmu. "
"Elliot, aku rindu... "
"Apakah aku memang tidak berbakat menulis surat? "
Venus terdiam sambil memandangi taman bunga yang berada didepannya. Setiap hari berada didalam kediaman trochel tanpa melakukan apapun membuatnya merasa kosong.
Setiap hari terlewat dengan lambat. Suasana didalam kediaman trochel ini membuatnya tidak nyaman. Hatinya merasa lelah karena terus-terusan menghindari rowan. Walaupun Duchess sheriel tidak menyakitinya lagi, tetap saja pandangan mata Duchess yang tajam setiap kali melihatnya itu membuatnya merasa tidak nyaman.
Pencarian artefak selanjutnya masih tidak dapat dilakukannya dengan cepat. Tempat itu tidak dapat dijangkau begitu saja tanpa persiapan yang matang.
Setiap kali Venus ingin keluar dari gerbang utama, ksatria trochel selalu mencegahnya. Jika seperti itu, terpaksa Venus harus mencari cara lain untuk menghubungi Ksatria bayaran pengikut Elliot.
Setiap pergerakannya selalu diamati oleh pelayan kediaman trochel. Rowan sepertinya telah memerintahkan hal yang keterlaluan lagi.
"Menyebalkan, mau sampai kapan mereka mengawasi ku. "
Walaupun Venus duduk sendiri ditempat peristirahatan taman bunga trochel, mata para pelayan tetap mengawasinya dari jauh.
"Aku juga tidak bisa terus menghindari Rowan."
Mungkin sudah saatnya membicarakan masalah ini dengan Rowan. Perbuatannya menjadi semakin parah setiap harinya.
Venus menepuk pipinya dengan kedua tangannya untuk menyadarkan pikirannya.
Sambil melirik kertas surat kosong yang ada diatas meja. Venus mulai mengambil penanya dan menulis suratnya.
๐ผ๐ ๐ช ๐ข๐๐ง๐๐ฃ๐๐ช๐ ๐๐ฃ ๐ข๐ช ๐๐ก๐ก๐๐ค๐ฉ...
(๐๐๐ฌ๐๐ง ๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐ข๐๐ฃ ๐ฉ๐ง๐ค๐๐๐๐ก ๐ฉ๐๐ก๐๐ ๐ข๐๐ ๐๐ง ๐๐๐ฃ๐๐๐ฃ ๐๐ฃ๐๐๐, ๐๐ ๐ช ๐ข๐๐ฃ๐๐๐ง๐๐ข๐ ๐๐ฃ ๐ ๐๐ก๐ค๐ฅ๐๐ ๐ ๐๐ง๐๐ฃ๐ ๐๐ฃ๐ ๐ฅ๐๐๐๐ข๐ช ๐๐๐๐ง ๐ ๐๐ช ๐๐ช๐๐ ๐๐๐ฅ๐๐ฉ ๐ข๐๐ก๐๐๐๐ฉ๐ฃ๐ฎ๐.)
๐๐๐ฃ๐ช๐จ
Setelah selesai menulis, Venus melipat kertas yang ditulisnya dengan pelan dan memasukkannya kedalam amplop surat.
" Aku akan mengeringkan kelopak bunga ini dulu baru ku masukkan kedalam surat ku. "
Setelah selesai memasukkan kertasnya, Venus membawa kelopak yang ada dikantongnya untuk dikeringkan.