"Katakanlah, ada apa, Ma."
Mawar membelelak.
"Ini urusanku." tegasnya. "Papa tahu, tapi kau istriku, Ma."
Mawar terdiam, menggigit bibir. "Katakaniah, apa yang membuatmu begitu?" desak Handoko, Ingin tahu apa yang menjadi pikiran istrinya. "Siapa tahu papa bisa membantu mama." katanya kemudian, berusaha meyakinkan Istrinya kalau
Mawar benar-benar jengkel dengan tingkah laku suaminya. Dibenci bukannya bertingkah aneh, malah membalasnya dengan penuh kasih sayang
"Ya tak apa, Mungkin sekarang mama membenci papa, tapi papa akan sabar menunggu sampai mama menyadar. Sampai cinta tumbuh di hati mama" dengan halus dan tenang, Handoko menyahuti
"Sudah, jangan bicara masalah cinta. Muak aku mendengarnya." tukas Mawar, tak senang mereka membicarakan masalah cinta. Karena baginya akan "semakin menyakitkan. Dan dia yakin, dia tak akan pernah mencintai Handoko
dia siap membantu dan menjalankan apa saja yang diinginkan istrinya. "Aku benci kamu!" tegas Mawar jengkel.