Melihat kecantikan Sarah, terlebih keadaan Sarah yang tidurnya agak berantakan membuat nafsu pemuda itu memburu. Saat itu pula, Sean dengan tenang menggarap Sarah yang masih tertidur setelah diberi obat penenang diminumannya. Seulas senyum, mengembang di bibir durjana itu.
Bunga yang semula indah mengembang, kini layu terhisap madunya. Sarah menangis, mencaci maki Sean. Bahkan dia hendak membunuh pemuda itu.
Mawar hati-hati sekali berkata, namun meski begitu cukup mernbuat mata Handoko terbelalak. Sepontan, pemuda itu bangun dari duduknya. Hal itu menjadikan Mawar tersentak, tak mengerti apa yang menjadikan Hans tiba-tiba berbuat begitu keras.
"Tidak! Itu tidak mungkin!" tegasnya sambil balas memandang ke wajah Mawar. "Kalau yang satu itu, aku tak mungkin menerimanya. Kau boleh meminta apa saja, termasuk bila mungkin mobil sekali pun, aku akan berusaha mendapatkannya. Tapi yang satu itu, tidak."
"Aku bisa cemburu." "Memangnya kenapa?"