"Bukankah cinta tak selamanya harus bersatu, Hans?
"Itu kata-kata klise, kata-kata roman picisan. tegas Handoko sengif. "Apa yang kita alami, bukan cerita. Tapi kenyataan. Jangan samakan cerita roman yang memang dibuat pengarang dengan apa yang sebenarnya. Kalau di roman, apa yang kau katakan itu mungkin. Tapi pada kenyataannya, mana mungkin. Tidak, Mawar. Jangan kau paksakan aku untuk melupakanmu. Jangan kau paksakan aku untuk mengabulkan apa yang tak akan kukabulkan."
Mawar menangis, bingung dengan kenyataan yang ada Harapannya untuk bisa hidup tenang dengan Prans, bagaikan terkubur sudah. Tapi dia tidak boleh mengalah. Dia harus bisa meyakinkan dirinya, juga Handoko, kalau dia tidak mencintai pemuda ini. Meski pemuda ini telah merenggut kegadisannya, telah menghancurkan masa depannya.
Menyaksikan tangis Mawar yang sangat trenyuh,