Kai sungguh panik, ia takut Kirana terkena serangan jantung karena wanita itu sedari tadi menangis memukul-mukul dadanya dengan keras dan saat ini malah diam tak bergerak sedikitpun.
Kai lalu mencubit sedikit dagu Kirana dan mendongakkan kepala kirana keatas dengan menggunakan jari telunjuknya ia mengecek nafas Kirana.
"Huh...ternyata masih ada nafasnya." Gumam Kai bernafas lega ternyata wanita ini tertidur karena kelelahan menangis.
"Diam mu membuat ku panik sayang." Ucap Kai menatap dengan iba wajah Kirana yang tampak basah oleh air mata. Pipi dan hidungnya memerah, kelopak matanya terlihat merah, sembab dan bengkak membuat Kai semakin merasa bersalah karena ia juga termasuk salah satu orang yang ikut andil dalam menghancurkan hidup Kirana.
Harusnya ia bisa lebih mengendalikan nafsunya, bukan malah dikendalikan oleh nafsu itu sendiri.