Chereads / Perfect D'angelo Bride / Chapter 3 - Sean Marah

Chapter 3 - Sean Marah

"wanita-wanita ini bahkan tidak bisa menyayangi tubuhnya sendiri hanya karena uang mereka bersedia melakukan hal menjijikan seperti ini" ucap Sean berdecak kesal melihat pemandangan vulgar yang tersaji di depan matanya namun tak ada satupun yang mendengar ucapan Sean karena suaranya tertelan oleh musik yang begitu nyaring.

"Aku mulai tidak menyukai suasana di sini, tidak ada yang menarik dari pemandangan  murahan yang seperti ini," desis Sean pelan dan hanya dia yang mendengarnya.

Dia mulai tidak mampu menahan diri, dasar laki-laki miskin sok jual mahal, batin Linda  terus menari lebih panas lagi sembari sesekali matanya melirik ke arah Sean yang terlihat frustasi. Melihat keadaan Sean Linda berinisiatif untuk menghampiri Sean terlebih dahulu, tanpa kata, tanpa ijin, Linda naik ke pangkuan Sean, meraih tangannya dan meletakkannya dan memimpin tangan Sean mengusap gunung miliknya.

"Kau sangat tampan, Tuan, aku akan memuaskan mu," desis Linda manja seraya mencumbu leher Sean dengan sensual

"Akhhh.." pekik gadis itu kesakitan saat Sean dengan gerakan cepat melempar tubuhnya ke meja membuat beberapa botol di atas meja jatuh berserakan di lantai

"Aku sudah bilang tidak tertarik pada mu, masih saja mendekat dasar murahan"  desis Sean beranjak pergi dari tempat itu.

"WHAT THE HEAL... SEAN!!" Protes Rey kala aksi Sean menganggu aktivitasnya.

"Motherfunkers... Sean" maki Kevin menimpali ucapan Rey kala ia gagal mendapat pelepasannya yang sedikit lagi ia capai akibat ulah Sean.

"Why Sean" protes Frans sengit tak terima kala kenikmatan yang ia rasakan terganggu.

"Aku sudah bilangkan tadi aku tidak bernafsu pada yang longgar Fransisco Smith," ucap Sean menghentikan langkahnya  sembari menatap frans dengan tajam

"Bukannya, kamu biasanya suka, ladies nya Madam Dara," ucap Mark heran dengan sikap Sean.

"Aku bilang tidak tertarik ya tidak Mark, aku saat ini sedang tidak bernafsu" ketus Sean

"Kamu mau ku panggilkan kan ladies yang biasanya melayani kamu Sean" tawar Sanjaya.

"Gak perlu, aku cabut duluan, kalian nikmati saja mereka" ucap Sean berjalan pergi.

"Sean, kenapa," tanya Mark pada Frans dan frans hanya menjawab dengan gelengan kepala, dia juga bingung dengan sikap Sean hari ini, mau di bilang lagi datang bulan, mana mungkin, Sean jelas- jelas terlahir sebagai seorang pria perkasa.

"Kamu apain dia sampai dia kesel banget kayak gitu," tanya Kevin pada Linda.

"Aku tidak melakukan apapun tuan, hanya berusaha melayaninya dengan baik seperti yang di lakukan teman-temanku pada tuan," ucap Linda sedikit linglung karena baru kali ini ada pria yang menolak pesona seorang Queen di karaoke Butterfly.

"Udah lah gak usah mikirin Sean lagi, mungkin dia lagi datang bulan makanya sensitif," ucap Rey

"Ya kali cowok datang bulan Rey," ucap sanjaya menyela ucapan Rey

"Udah-udah jangan bahas Sean lagi, ayok kita lanjutin aja acaranya, nangung nih udah ngaceng gak di hantam ya bikin pusing,"  Ucap Frans mengingatkan mereka semua dan pesta itu kembali panas dengan liukan goyangan para gadis yang sudah berubah seperti cacing kepanasan.

****

2 jam kemudian Sean Sampai di kediamannya dengan mengendarai Bugatti La Voiture Noire berwarna hitam metalik yang merupakan salah satu  koleksi mobil mewah miliknya.

Sean mengedarkan pandanganya kesekeliling rumahnya yang sepi seperti tak berpenghuni, Sean melirik jam dinding sekarang sudah pukul 02.00 dini hari.

Guyuran air dingin membasahi tubuh Sean, mandi air dingin memberikan kenyamanan tersendiri untuk Sean, setelah mandi Sean hanya mengenakan kaos tipis dan celana pendek, Sean pergi ke ruang kerjanya, mau lanjut tidur juga tidak akan bisa, Sean dari kecil sudah menderita akibat penyakit yang belum kunjung di temukan penawarnya.

Drrrrrr drrrrr.. bunyi Hp Sean

Sean yang sedang fokus bekerja merasa terganggung, dia mengangkat telpon tanpa melihat siapa penelponnya.

"Halo," ucap Sean.

"Halo, My Honey," Sapaan hangat dari seorang wanita terdengar di sebrang sana

"Mommy," ucap Sean setengah terkejut sembari melihat layar handphonenya memastikan bahwa yang menelponnya beneran ibunya.

"Ada apa Honey" tanya mommy Sean sedikit merasa aneh dengan nada bicara anaknya.

"Gak papa Mommy, tumben Mom menelpon Sean selarut ini, ada apa ?" Tanya Sean merasa aneh dengan kelakuan ibunya.

"Apa mom sedang ada masalah?" Tanya Sean lagi.

"Mom, gak ada masalah apa-apa honey, mom hanya memastikan kamu sudah tidur apa belum," ucap ibu Sean dengan lembut

"Sean, udah tidur tadi kok mom," jawab Sean

"Beneran " ucap  Mommy Sean seakan tidak percaya

"Iya mom beneran, Mom kan tau, aku tidak pernah tidur lama, aku cuma bisa tidur selama 30 menit hanya saat kantuk ku datang dan setelah 30 menit aku bangun lagi " Jelas Sean.

"Kamu sudah melakukannya berulang-ulang kan sesuai anjuran Dr. David ? " Ucap Mom Sean

"Biasanya Sean selalu mengikuti anjuran Dr. David mom tapi malam ini cuma 15 menit, Sean tidak ingin tidur lagi," ucap Sean tanpa menyembunyikan apapun dari ibunya.

"Apa kamu baik-baik saja sayang ?" Tanya wanita itu dengan nada khawatir, wanita itu tidak lain adalah ibu dari Sean D'angelo, Karina D'angelo.

"Aku baik-baik saja Mom, aku cuma tidak ingin tidur masih banyak pekerjaan yang belum Sean selesaikan," ucap Sean

"Jangan terlalu di paksa nak, istirahat sangat penting juga loh buat kesehatanmu, pekerjaan bisa di tunda" jawab Karina dengan nada sedih saat memikirkan nasib anaknya yang tidak bisa hidup normal seperti manusia lainnya.

"Mom and Dad gimana kabarnya disana," tanya Sean mengalihkan topik pembicaraan, ia tidak ingin membahas topik yang membuatnya merasa tidak nyaman.

"Kami, baik-baik saja sayang, coba lah tidur lagi, kamu bisa sakit kalau kualitas tidur mu tidak terpenuhi," Ucap Karina

"Malam ini aja mom, Sean benar-benar tidak ngantuk," tolak Sean halus

"Maafin mom ya honey, mom tidak bisa memeluk mu setiap malam seperti dulu," ucap Karina sedih.

"Tak apa mom, Sean sudah dewasa, malu lah kalo masih tidur di kelonin ibunya, Mom kelonin Dad aja," ucap Sean sedikit bercanda namun tetap terdengar garing.

"Tapi penyakit mu akan terus menganggu waktu tidur mu sayang, kamu putra Mom satu-satunya, kalau terjadi sesuatu pada mu, Mom tidak akan bisa memaafkan diri Mom sendiri," ucap Karina dengan nada sedih bercampur khawatir akan nasib putra semata wayangnya.

"Mom, tidak perlu khawatir, Sean tidurnya cukup kok, Sean disini baik-baik aja " Ucap Sean berusaha menghibur ibunya

"Mom, ini sudah tengah malam, Mom tidurlah, tubuh Mom butuh banyak istirahat, Sean gak mau mom sakit" sambung Sean lagi.

"Hmmm.. oke Good Night Honey," ucap karina lembut.

"Good Night Mom," ucap Sean mengakhiri pembicaraan dengan ibunya.

Sean  menghela nafas berat sembari melihat langit-langit ruang kerjanya, kapan dia bisa hidup normal layak nya manusia pada umumnya.