Malik terkejut. "Kau mau bayi?"
Andin tidak bisa menebak ekpresi dari wajah Malik. Apakah pria itu mau atau tidak. Namun, sebisa mungkin ia melontarkan semua bujuk rayuannya asalkan Malik mau menuruti kemauannya. "Aku sebenarnya ingin anak laki-laki, tapi ...."
Kata-kata Andin yang terputus membuat Malik penasaran. "Tapi apa?"
"Kau dulu bertanya kan kenapa aku tidak pernah kembali ke Sulawesi untuk menjengkuk Rendra dan anakku? Sebenarnya aku tidak ingin pulang karena aku tidak ingin Renda mengajakku ke atas ranjang."
"Kenapa?" Suara Malik berubah pelan dan lembut.
Andin meraih sebelah tangan Malik kemudian menempelkannya ke pipi. "Aku tidak bernafsu lagi dengannya. Dan jika itu kulakukan meski dia suamiku, itu sama saja menyakiti diriku sendiri. Jadi meskipun aku ingin memiliki anak lagi, aku harus tahan dulu sampai akhirnya aku benar-benar bernafsu dan ingin tidur dengannya."
"Aku mengerti, tapi bukannya aku menolak. Tapi kamu serius ingin punya anak dariku?"