"Tom!" pekik Andin saat tiba di depan kamar, "Tommy, tolong buka pintunya."
Clek!
Tommy muncul dengan handuk yang melilit di pinggang, tapi tubuh dan rambutnya masih kering. "Andin! Kenapa kamu yang membawa kopinya?"
Andin bisa menebak bahwa Tommy pasti baru akan mandi. "Kebetulan pas aku mau naik tangga si Bibi menyapaku, jadi sekalian aja kubawakan kopinya."
"Terima kasih banyak, ya."
"Oh iya, nanti malam jadikan kita begadang?"
Tommy tersenyum. "Itu sebabnya aku minta kopi sama Bibi, biar kita bisa begadang sampai larut."
Andin menatap Tommy. "Bukan cuman sampai larut, tapi kita akan berpesta sampai pagi," kata Andin dalam hati. Ia tersenyum lebar. "Baiklah, kalau begitu aku mandi dulu, ya? Kau juga pasti belum mandi, kan?"
Tommy tertawa. "Sekali lagi terima kasih, ya."
Sambil berjalan Andin membalas, "Sama-sama."
Di sisi lain.
"Bi mau ke mana?" tanya si pelayan junior saat Bibi hendak mengangkat nampan yang berisi segelas teh panas untuk Andin.