Chereads / My Unexpected Man / Chapter 6 - Bab 5

Chapter 6 - Bab 5

Di depan gerbang...

"Hati-hati Day..." ucap Jonathan sambil membukakan pintu taxi. "Sekali lagi gue minta maaf atas kejadian tadi."

Dayana tidak menjawab apapun. Dia langsung masuk ke dalam taxi. "Jalan Pak!!" perintahnya.

Taxi melaju meninggalkan sekolah.

Dayana menangis di dalam taxi. Sopir taxi mendengar Dayana menangis, tetap fokus mengendarai mobil, tanpa berkomentar apapun hanya meliriknya dari kaca spion.

🌿🌿

Setelah kejadian di kantin Anderu memutuskan untuk pulang, dia menghubungi sopir untuk menjemputnya. Setelah sopirnya datang ia masuk ke mobil, kemudian melaju meninggalkan sekolah.

Mobil Anderu terhenti karena lampu merah. Menunggu lampu hijau masih lama, ia menyandarkan kepalanya ke belakang. Anderu melihat ke luar jendela, Ia melihat Dayana sedang menangis di dalam taxi yang bersebelahan dengan mobilnya.

Lampu hijau sudah menyala. Taxi yang di tumpangi Dayana melaju terlebih dahulu.

"Ikuti taxi depan itu, Pak!!" perintah Anderu pada sopirnya.

Mobil Anderu mengikuti taxi yang di tumpangi Dayana, memasuki area komplek perumahan elit. Sampai berhenti di depan rumah bercat putih, gerbang berwarna hitam, ada taman kecil di depan rumah, serta terparkir mobil mewah berwarna silver. Dari kejauhan Anderu melihat Dayana keluar dari taxi dan masuk ke rumah tersebut.

"Jadi disitu rumah nya" ucap Anderu dalam hati. "Ayo jalan lagi, Pak!!" perintah Anderu pada sopirnya. Mobil Anderu melaju melewati rumah Dayana, perhatian Anderu masih belum bisa terlepas dari rumah tersebut.

🌿🌿

Setelah mengantarkan Dayana masuk ke dalam taxi, Jonathan langsung buru-buru kembali masuk ke sekolah. Ia menghampiri Tania di kelasnya. Tania sedang ngobrol bersama kedua temannya.

Braaak..

Jonathan menggebrak meja, Tania dan kedua temannya tersentak.

"Sekali lagi gue lihat loe nyakitin Dayana, gue yakin loe nggak bakal pernah liat gue lagi!!" ancam Jonathan.

"Sayang... kamu kok gitu sih sama aku?" rengek Tania manja.

"Gue ingetin lagi kita udah nggak ada hubungan apa-apa lagi"

"Jo.. tapi aku masih sayang sama kamu"

"Gue nggak peduli"

"Sekarang kamu udah berubah, kamu udah berani bentak cewek kaya aku"

"Jangankan cuma bentak loe, kalo gue lihat loe masih berani gangguin Dayana, gue nggak segan buat mukul loe. Jangan minta balikan lagi sama gue, urus aja tuh cowok loe yang sering ketemu sama loe di tempat karaoke."

Tania tersentak, seakan rahasianya terbongkar.

"Bagaimana kamu tahu?" lirih Tania. "Tapi Jo, gue nggak ada apa-apa sama Ronald" lanjutnya.

"Gue nggak peduli dan gue sebodoh itu. Dan satu lagi gue nyesel udah pernah punya hubungan sama loe!" tegas Jonathan sebelum pergi meninggalkan kelas Tania.

🌿🌿

"Tumben jam segini udah pulang?" tanya Satria sewaktu Dayana masuk ke dalam rumah. Satria melihat Dayana cemberut dan matanya sembab. "Woyy kenapa tuh muka ditekuk gitu?" Dayana tak menjawab langsung masuk ke dalam kamarnya.

Malam menjelang...

Dari pulang sekolah Dayana belum keluar kamar karena ketiduran, Ia melirik jam di atas nakas sudah menunjukkan pukul 18.40. Dia masih enggan meninggalkan tempat tidurnya.

Kling...

Bunyi notifikasi handphone Dayana. Dayana segera mengeceknya, ternyata sudah banyak notifikasi pesan yang masuk dan panggilan telfon yang tak terjawab. Pesan dari Riska dan nomor yang tidak di kenal.

πŸ’Œ Feriska Elma

'Day... Loe nggak kenapa-kenapa kan? Sorry yah tadi nggak nganterin loe nyampe depan'

πŸ’Œ 'Nggak apa-apa Ris. Aku baik-baik aja kok, cuma kesal aja tadi.'

Dayana membalas pesan dari Riska.

5 Panggilan tak terjawab dari nomor yang tak di kenal.

πŸ’Œ +628******

'Dayana... Ini gue Jonathan, loe baik-baik aja kan? Loe nyampe rumah dengan selamat kan? Sekali lagi gue minta maaf yah sama kejadian tadi.'

πŸ’Œ +628******

'Dayana please balas pesen gue, paling tidak baca pesen ini'

πŸ’Œ +628******

'Dayana please.. Jangan bikin gue khawatir..'

πŸ’Œ +628******

'Dayana ini nomor gue, jangan lupa save yah!!?'

πŸ’Œ +628******

'Dayana gue ngerti loe nggak mau di ganggu. Loe masih kesel sama kejadian tadi sore, tapi gue mohon bales pesen gue, jangan bikin gue khawatir. Gue harap loe baik-baik aja. Kita ngomongin ini besok di sekolah. Sampai ketemu di sekolah. See you!!'

Tok.. Tok.. Tok..

Selagi Dayana mau membalas pesan Jonathan ada yang mengetuk pintu.

"Day.. Abang masuk yah!" Satria masuk ke kamar Dayana. "Busyet.. dari pulang sekolah kamu belom ganti baju?" ucap Satria melihat adiknya masih pakai baju seragam, rambut acak-acakan, dan muka sembab.

"Dayana ketiduran Bang" jawabnya sekenanya, sambil duduk bersandar di sandaran tempat tidur.

"Kamu tadi kenapa pulang sekolah mukanya bete?" tanya Satria sambil duduk di tempat tidur Dayana. "Masalah cowok?" sambungnya.

"Tadi Dayana berantem sama anak kelas lain di kantin" Dayana mulai menjelaskan.

"Gara-gara cowok?" tanya Satria lagi. Dayana mengangguk.

"Kamu berantem gara-gara ngrebutin cowok?"

"Nggak gitu ceritanya Bang. Tadi tuh..." Dayana menceritakan kejadian di kantin tadi siang.

"Uluh..uluh.. adek Abang..." ucap Satria sambil memeluk Dayana. "Udah biarin aja, nggak usah di urusin cewek kaya gitu. Kalo bisa kamu jauhin juga si Jonathan itu" sambungnya.

"Jonathan temen sekelas Dayana Bang, bakal ketemu setiap hari"

"Iya juga. Kepala kamu gimana? Siapa tahu kepala kamu pitak gara-gara dijambak tadi" goda Satria.

"Abaaang.." rengek Dayana lagi.

Mereka masih berpelukan. "Btw, ini bau apaan yah, kok asem-asem bikin muntah" canda Satria. "Oh ya, kamu kan belum mandi, pantesan bau asem" ucap Satria sambil melepas pelukannya.

"Ishh Abang..." Dayana mengerucutkan mulutnya.

"Udah mandi sana, terus ke bawah. Udah di tungguin Ayah sama Bunda tuh di meja makan. Jangan cemberut lagi ntar malah bikin Bunda kepikiran. Abang keluar dulu yah!!"

"Siap Abang. Abang emang terbaik. I Love You Bang" teriak Dayana. "Jangan lupa tips nya yah" ucap Satria sebelum pergi keluar kamar. Dayana buru-buru mandi, dan keluar kamar. Ia menyusul kakaknya ke meja makan untuk makan malam bersama.