POV Mela.
"Mela hari ini aku sibuk dikantor, mungkin akan pulang larut malam nanti,tidak usah menunggu ku tidur lah duluan," ucap suamiku Setelah selesai sarapan dan aku pun menyalami tangannya.
Ya namanya mas Erik.
Laki laki sempurna yang memilih aku yang jauh dari kata sempurna untuk dijadikan nya istri.
Dia memang mulai sibuk dikantor nya akhir akhir ini.
Terlihat dia sering pulang malam bahkan keluar kota.
Semua demi nafkah dan kebutuhan kami di rumah ini.
Kami bukan hanya tinggal berdua melainkan kedua mertua dan adik ipar ku
Semua tanggungan kebutuhan keluarga mas Erik sendiri yang mencukupi nya.
" Suami mana sih yang betah dirumah melihat istrinya seperti ini, penampilan kampungan dan mandul lagi,
Secapek capek nya suami kalau melihat istrinya seperti ini lama kelamaan juga bisa stres kali, coba kalau ada tangisan bayi dirumah ini, suami kamu pun pasti akan lebih betah dirumah "
Suara ibu mertua ku begitu menyentakkan kegiatan yang sedang mencuci piring bekas sarapan aku dan suamiku.
Begitu menyakitkan hati setiap kata yang mama mertua ku lontarkan kepada ku. tanpa memperdulikan bagaimana perasaan ku mendengar nya.
" Mungkin belum saat nya ma kami mempunyai keturunan"
" Ini sudah 5 tahun dan sampai detik ini belum ada juga tanda tanda kau akan hamil.
Tuhan memang sengaja tak mengirimkan janin di rahim mu, karena niatmu hanya ingin memanfaatkan dan ingin harta anakku saja " ucapan nya memang selalu pedas kepada ku.
Aku sudah bosan menjawab pertanyaan mertuaku, pertanyaan dan kalimat nya hanya itu itu saja yang keluar dari mulutnya beberapa tahun belakangan ini.
Mama memang sering mengeluarkan kalimat yang sering menghina dan menyudutkan ku.
Tak tau situasi, Acara keluarga ataupun di meja makan sudah biasa. Walaupun ada mas Erik dia tak peduli...
Dulu mas Erik slalu marah saat mama nya menghina ku, tapi belakangan ini dia mulai acuh dan tak mau peduli..
Mungkin sudah bosan juga meladeni nya.
Bukan Dimata ibu mertua ku saja aku buruk, tapi Dimata semua keluarga besar mas Erik. Kecuali Tante Erin dan suaminya. Adik nya papa mertuaku.
Sedangkan ayah mertua ku seakan tidak peduli.
Dia orangnya jarang bicara dan susah ditebak.
Dari sikapnya aku tau dia tak suka padaku, tapi hanya termakan hasutan keluarga besar mas Erik saja terutama ibu mertua ku..
*****
Sudah 5 hari mas Erik tidak pulang kerumah, tak ada kabar.
Orang rumah juga tidak terlihat,
Aku sendiri tinggal bersama Mbak inah asisten rumah tangga yang slalu menolong ku dirumah ini.
Aku meminta mas Erik untuk mencari kan ART untuk menolong ku mengurusi rumah yang sebesar ini.
Semua kebutuhan orang dirumah ini aku yang urus, mulai dari hal kecil. Mama mertua dan adik ipar ku hanya tau beres saja.
Rumah ini begitu luas dan berlantai dua ,
Aku turun ke bawah saat mendengar mobil mas Erik memasuki pekarangan rumah diiringi beberapa mobil dibelakang nya.
Saat ditangga aku melihat semua keluarga besar suamiku sudah berkumpul di ruang tamu.
Mata ku tertuju pada suamiku , lelaki yang aku rindukan karna lima hari ini tidak pulang dan tidak ada memberiku kabar, wajah nya terlihat bahagia, dia belum menyadari kehadiran ku karna dia seperti nya sedang sibuk dengan bayi yang ada di gendongan nya.
Ya seorang bayi dan seorang perempuan cantik. Siapa mereka???
Dia sangat bahagia, di samping nya duduk wanita cantik yang umurnya nya menurut ku tidak beda jauh dengan ku,
Aku rasanya mengenal wanita itu, tapi dimana aku melihatnya,, aku berfikir keras agar aku melihat dan mengingat wanita yang sedang duduk disamping suami ku itu...
Wanita itu dengan manjanya bergelayut manja di lengan suamiku, dan bayi siapa yang digendong mas Erik itu,
Pasti mas Erik sangat menginginkan seorang anak, siapa tau kalau menggendong bayi itu kita dapat ketularan.
Aku melihat Rona bahagia terpancar di wajah mas Erik...
"Mas " ucapku. Semua menoleh kepada ku, dan aku merasakan hawa yang berbeda...
" mela, kamu sudah disini. Duduklah ada yang ingin aku bicarakan ".
" Perkenalkan ini Maya, mantan ku waktu kuliah dulu, dan ini bayi kami, kami menikah Siri satu bulan yang lalu, maaf kalau aku ada salah sama kamu "
Aku bingung, Tante Erin mendekap ku seraya menenangkan ku..
" Mas ngomong apa, aku gak ngerti "
Aku menahan air mata ku, mas Erik hanya menatapku sendu.
" Mas sudah menikah dengan Maya, dan ini Malik anak kami berdua, Mas harap kamu bisa menerima Maya dan Malik ini juga anak kamu, "
Kupandangi wanita yang sejak tadi senyum - senyum disamping mas Erik, aku baru ingat di memang mantan mas Erik waktu kuliah dulu, awal menikah dengan mas Erik aku pernah menemukan foto wanita itu di lemari kain mas Erik, tapi kenapa wanita itu tega sekali menghancurkan pernikahan ku...
Pandangan ku yang dari tadi memandang dalam mata mas Erik mengabur,, kulihat samar dia menyerahkan bayi itu ke Maya.
Kulihat kwatir dia mendekati ku, Setelah itu aku hanya mendengar permintaan maafnya dan sindiran pedas dari keluarga suami ku..
" Dasar istri tak berguna"
" Kasihan sekali, Mungkin itu azab karna dia menginginkan harta Saja, tuhan itu adil "
" Kamu harus perhatiin Maya, dia baru melahirkan, jangan sampai di stres gara gara wanita kampungan ini "
Itu suara ibu mertuaku. Kurasakan kecupan di kening dan tangan ku.
" Erik sebentar lagi keluarga mertua mu datang, bawa wanita itu kedalam"
Suara ayah mertua ku menggema di dalam rumah dan kepala ini .
Jadi benar mas Erik menikah dengan wanita lain.
" Maaf sayang Aku tidak bisa melepaskan mu, aku masih mencintaimu,Sedangkan Maya dia telah memberi ku bayi laki-laki yang mungil. Kita akan menjadi orang tua. Kumohon terima mereka. Aku akan berlaku adil"
Mas Erik pergi setelah mencium kening ku, air mata ku mengalir mendengar nya.
Aku memang pingsan tapi telinga ku masih bisa mendengar.
Tuhan apa yang harus aku lakukan..????
Kenapa suami yang aku cintai tega menghancurkan rumah tangga kami.
Kenapa ini semua harus terjadi di hidup ku...????