Aku langsung cepat-cepat menuju kamarku dan menguncinya serapat mungkin. Wajah terkejutku masih belum hilang ketika aku memandang cermin.
Zen ada di sini, dan hal itu benar-benar membuatku tak percaya bahwa ia masih memiliki sisi liar bersama wanita lain. Rasanya seperti aku masih dikhianati olehnya.
Kupandang wajahku lekat-lekat dan meminum obat penenang atas resep dokter. Setelah aku merasa cukup tenang, kubersihkan wajahku dan pikiranku masih memikirkan Zen.
Aku tidak tahu bagaimana hubungannya dengam Rosi. Tapi saat pertama kali aku mengenal Zen, ia memang dengan berani membawa wanita malam ke apartemen. Dan sekarang, ia yang menuju tempat tinggal Winda.
Malamku tidak tenang karena pikiranku terus menuju ke Zen. Aku jadi berpikir apakah ia melihat sepeda motorku yang terparkir. Atau malah dia jadi curhat dengan Winda yang kebetulan Winda juga mengenalku lalu memberitahunya bahwa aku di sini?