Memilih jauh dari kenangan akan Daisy adalah langkah terbaik bagi Zen. Ia sementara meninggalkan apartemennya begitu saja dan menetap di rumah Neva, Mamanya. Tidak ada pilihan lain selain di sana. Sebenarnya, bisa saja ia menyewa hotel namun Zen memilih rumah Neva karena ia tahu Neva akan selalu menghiburnya di kala susah.
Kegelisahannya berangsur memudar sejak menetap di rumah Neva. Di samping Neva yang selalu memberinya kekuatan, Zen juga disibukkan oleh pekerjaannya. Sehingga, ia hanya luang di malam hari yang larut.
Suatu malam setelah meninggalkan kantor, Zen ingin melepas penat di kafe yang berada di pinggir danau kota. Ia ingat, kafe ini adalah tempat di mana ia mencurahkan segala perasaannya pada Daisy. Bukan menghindar, malah Zen semakin ingin duduk di kafe itu.
"Espresso milk satu," pesan Zen seraya menatap menu di papan atas kasir.
"Ada lagi?"
"Double cheese burger satu, tanpa acar," kata Zen.