Azmi kembali mencium tengkuk Fahira sementara tangannya mengagumi lekuk tubuh istrinya dengan penuh dambaan. Sudah lama sekali semenjak dia menikahi Fahira, dia belum pernah merasakan kehangatan tubuh istrinya itu.
Saat ini, dia merasa begitu bahagia karena dia bisa mencicipi istrinya meski dia tahu bahwa Fahira enggan untuk melakukannya.
Fahira menggeliat ketika Azmi menjilat kulit lehernya yang jenjang. Sepertinya Fahira geli karena Azmi belum sempat mencukur janggutnya. Dia tidak peduli, dia terus saja menggoda istrinya itu dengan kecupan dan jilatan.
Azmi memberanikan diri untuk membelai bahu Fahira dan kemudian menggeser tangannya menuju ke payudaranya yang terasa padat berisi. Bulatan kenyal itu tampak begitu menantang dan amat menggoda.
Sentuhannya membuat Fahira mengeluarkan suara erangan pelan yang membuat Azmi semakin bergairah.
"Kamu sangat cantik dan indah, Fahira," puji Azmi dengan suara parau.