Chereads / 5 Flower Girls (Fahira) / Chapter 8 - 8. Pengejaran

Chapter 8 - 8. Pengejaran

"Jangan berteriak! Telingaku sakit tahu!" tukas Fahira yang mendengar suara melengking Zetta.

Rosmalia terkekeh-kekeh saat mendengar dan melihat Fahira sudah keluar dari rumah Akira. Mengapa dia tertawa? Itu karena dia melihat ekspresi Zetta yang sedang memikirkan suatu cara untuk menghadapi Fahira saat kembali nanti. Sebab dia sudah membuat kesal sang ujung tombak.

"Kau harus berhati-hati—mereka masih mengejarmu!" Zetta berkata pada Fahira sebab dia melihat ada beberapa mobil yang mengejarnya.

Sebelum melihat ke belakang, Fahira sudah dihujani oleh peluru. Dia meliuk-liukkan tubuhnya sehingga secara otomatis motor pun mengikuti arahan tubuhnya.

"Beri arahan padaku, Zetta!" perintahnya pada Zetta.

"Ok!" jawabnya singkat sembari melihat jalur yang sedang dilalui oleh Fahira.

Nisrina bertanya apakah dirinya perlu untuk membantu begitu pula dengan Rosmalia. Hanya senyum tipis yang keluar dari ujung bibir Fahira. Dia mengatakan tidak pada Nisrina sebab dirinya masih bisa meloloskan diri dari mereka.

"Kalian lihat saja aksiku," ucap Fahira pada Nisrina dan Rosmalia.

Zetta mulai memberikan arahan apa yang harus dilakukan, tembakan semakin menjadi. Dia menyuruh Fahira untuk segera memasuki kawasan perkotaan, itu bisa membuatnya lebih mudah untuk lepas dari pengejaran.

Dengan kecepatan tinggi Fahira berusaha untuk mencapai pusat kota.  Namun, di saat malam begini pasti semua orang sudah mulai kembali ke rumah. Paling tidak di sana banyak jalan kecil yang bisa dilewati  untuk lepas dari kejaran mereka.

Fahira mengikuti semua arahan dari Zetta yang menyuruhmu untuk berbelok ke kanan. Kejar-kejaran pun masih terus berlanjut, mereka tidak mudah menyerah untuk menangkap penyusup yang sudah melukai banyak orang. Fahira mengeluarkan senjatanya lalu menembakkan peluru yang berada di dalam senjata apinya.

Dor!

Terdengar decitan ban mobil yang berhasil tertembak oleh Fahira, mobil itu oleng dan akhirnya berguling-guling. Tidak berapa lama mobil itu berhenti berguling, orang yang di dalamnya belum sempat untuk menyelamatkan diri.

Duarrrr! Mobil itu meledak karena ada percikan api yang mengenai bahan bakar yang bocor. Ledakan itu menghentikan beberapa mobil yang mengejarnya dari belakang.

Fahira berpikir dengan adanya ledakan itu bisa lepas dari kejaran musuh tetapi pikirnya salah. Masih ada satu mobil yang mengejarnya, dengan cepat dia menambahkan kecepatan laju motornya.

Ckitttt!

Dia menarik rem motornya dengan kuat sehingga motor berhenti dengan ban belakang sudah ada di atas. Itu menandakan jika dia merem mendadak karena ada seorang wanita yang sedang menyeberang.

Ban motor belakangnya sudah kembali ke posisi semula, wanita yang terpaku karena hampir tertabrak itu tidak bisa bergerak. Dia masih merasa terkejut, kakinya terasa lemas. Fahira turun dari motornya lalu membantu wanita itu untuk menyeberang dan mendudukkannya dia kursi yang ada di depan sebuah toko.

Saat dia hendak menaiki motornya, Fahira menghentikan langkahnya sebab sebuah mobil berhenti di depannya. Empat orang turun dari mobil, salah satu dari mereka berkata padanya untuk menyerahkan diri jika ingin masih hidup tenang.

"Kalian begitu percaya diri!" Fahira berkata dengan tersenyum miring.

Tanpa basa-basi Fahira langsung menyerang mereka dengan pukulannya yang bertubi-tubi dan diakhiri dengan tendangan yang mematikan. Dalam benaknya harus sesegera mungkin melumpuhkan mereka semua. Jika tidak akan tiba bala bantuan yang akan membuatnya kerepotan.

Fahira terjatuh, dia tidak menyadari jika seorang musuh sudah berada di belakangnya lalu menghantamnya dengan pukulan yang begitu kuat. Dia tidak peduli dengan rasa sakit di punggungnya, dia kembali  berdiri dengan sekuat tenaga.

"Picik—inikah cara kalian menghadapi wanita? Menyerangnya dari belakang?!" Fahira berkata dengan nada menghina karena dia tidak suka jika ada yang menyerang dari belakang. Dia lebih suka jika mereka menyerangnya dari depan.

Mereka tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Fahira dan menyerangnya kembali dengan pukulan dan tendangan. Fahira sudah bosan dengan mereka, dia pun mengeluarkan senjata dan langsung menembakkan senjata tersebut pada mereka semua.

Satu per satu musuh jatuh tak sadarkan diri, dia menembakkan jarum yang berisikan obat bius. Setelah mereka dilumpuhkan, dia pun kembali menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Mengapa kau tidak menghabisi nyawa mereka?" tanya Rosmalia dalam earpiece pada Fahira.

"Ini hadiah bagi keluarga yang menunggu mereka di rumah!" jawab Fahira sembari menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.

Sepertinya kali ini dia sudah bisa bernapas lega, tidak ada lagi musuh yang mengejarnya. Fahira berhenti di sebuah toko pakaian yang sudah tutup, dia berjalan menuju lorong yang gelap.

Fahira mengambil sebuah kunci lalu menekan sebuah tombol, sehingga terlihat kilatan lampu mobil. Dia mengganti motornya dengan sebuah mobil berwarna hitam dove.  Di mana mobil itu sudah disiapkan olehnya sebelum memasuki kediaman Akira.

Dia menginjak gas mobilnya sehingga mobil pun melesat meninggalkan tempat itu. Fahira melihat satu mobil yang sama dengan yang mengejarnya tadi. Rupanya mereka masih berusaha mencarinya, dia melihat mobil itu berhenti di dekat motor yang tadi digunakan olehnya.

Senyum tipis timbul di kedua sisi bibirnya, dia merasa malam ini sangat menyenangkan. Namun, pikirannya kembali pada misi yang akan diselesaikan olehnya. Dia juga masih terpikirkan oleh wanita penggoda yang mendekati Akira.

Dalam perjalanan kembali ke kantornya, dia melihat seorang wanita yang sedang berjalan tetapi wanita itu sedang diikuti oleh dua orang pria. Fahira yakin jika kedua pria itu merencanakan kejahatan pada wanita yang sudah menjadi target mereka.

"Apa aku tidak bisa bernapas lega dan menikmati jalanan di malam hari!" gumam Fahira dan itu terdengar oleh Zetta dan yang lainnya.

"Ada apa, Fahira?!" tanya Zetta sebab setahu dia sudah tidak ada musuh yang mengejar.

"Para tikus sedang beraksi!" jawab Fahira dengan menghela napas.

Fahira menghentikan mobilnya tepat di dekat wanita yang dalam bahaya itu, lalu dia mengatakan untuk segera berlari dan jangan melihat ke belakang. Wanita itu bingung dengan apa yang diucapkan Fahira.

"Lihat di belakangmu!" Fahira berkata dengan dingin.

Wanita itu pun berbalik dan melihat dua pria yang terlihat memiliki rencana buruk. Dia menyadari jika wanita di dalam mobil itu berusaha untuk menyelamatkan dirinya. "Terima kasih," dia berkata sembari berjalan dengan cepat meninggalkan tempat itu.

"Dasar wanita murahan—berani sekali kau mengacau hah!" ucap seorang pria dengan nada kasar.

Terdengar percakapan Nisrina dan Rosmalia dari earpiece, mereka berdua bertaruh berapa menit Fahira bisa mengalahkan para tikus itu. Zetta pun tidak ingin ketinggalan. Nisrina mengatakan 5 menit, 3 menit itulah waktu yang diperlukan oleh Fahira menurut Rosmalia. Sedangkan Zetta mengatakan 4 menit.

"Kalian sangat mengesalkan!" ucap Fahira dengan nada kesal.

Dengan kuat dia menendang bagian sensitif kedua pria itu, mereka berdua jatuh tersungkur dan tidak bisa berdiri lagi. Fahira mengatakan beres, lalu memasuki mobil dan menjalankan mobilnya dengan cepat.

Sedangkan ketiga orang yang sudah bertaruh itu terpaku dengan mulut mereka menganga tanda tidak percaya. Dan tidak ada satu orang pun yang memenangkan taruhan kali ini.

"Mereka memang tikus lemah," ucap Nisrina sembari menggelengkan kepalanya.

Sedangkan Rosmalia dan Zetta menepuk keningnya seraya membenarkan bahwa yang dikatakan oleh Nisrina benar.

"Aku ingin tahu dia akan menikah dengan pria seperti apa?" Rosmalina berkata dan ditimpali pula oleh Zetta yang juga ingin mengetahui siapa pria yang sudah bisa mengikat hati Fahira.