Satu detik ….
Dua detik ….
Tiga detik ….
Caca sepenuhnya menyadari apa yang sudah dilakukannya sangatlah salah. Seharusnya ia lebih bisa untuk menjaga mulutnya. Ini bukan untuknya, tetapi untuk Cindy. Kini, Cindy-lah yang akan menanggung semua ini. Cici menatap wajah Cindy dengan sendu.
"Maaf ya … mulutku ini memang sama sekali tidak bisa diajak untuk berkompromi."
"Ya mau bagaimana lagi? Semua sudah terjadi. Tenang saja, nanti aku akan coba menjelaskan pada Itu tiriku bila ia meminta penjelasan yang lebih masuk akal menurutnya."
"Kan … makanya … kalau mau bertindak itu, mikir dulu, Ci." Caca menegaskan.
"Sudah, sudah …."
Cici masih menunduk ia menyesali detik-detik yang ia gunakan untuk mengungkapkan rahasia kecilnya bersama 3C. "Kenapa kalian tidak segera memotong kalimatku tadi, sih?"