Pertemuan mereka berakhir dengan sangat menyenangkan. Bertemu dengan sahabat memang adalah hal yang paling menyenangkan dan membuat perasaan tenang. Meski pada akhirnya saat pulang pun menjadi lelah, rasanya sebanding dengan kebahagiaan yang didapatkannya dari sana.
Dalam perjalanan pulang, perasaan Cindy kembali bercampur aduk. Ada hal yang mengganggu Cindy kali ini. Ia khawatir bila ayahnya hanya sembuh sebentar lalu pergi lagi. Cindy tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Bukan hanya karena uang, ini juga tentang kehilangan sosok ayah untuk selamanya. Memikirkannya saja, sudah bisa membuat Cindy bersedih.
"Pak, bisa lebih cepat lagi? Aku harus sudah sampai di rumah." Cindy mengatakan hal itu pada sopir.
"Oke, Mbak."
Peri Ella yang mengikuti Cindy masih menutup mulutnya. Ia juga sama sekali tak ingin keberadaanya diketahui. Satu hal yang bisa ia rasakan ialah gadis ini sedang memikirkan sesuatu yang sangat dalam. Sayangnya, ia bahkan belum bisa menanyakan tentang itu sekarang.