Baru saja ingin beristirahat, Cindy sudah disuguhi dengan pekerjaan selanjutnya. Ini terdengar sangat menyebalkan. Ia juga berpikir bila Anti dan Sofi sudah terlalu dimanjakan. Masa hanya untuk makan saja perlu dipanggil? Apa mereka tidak ada inisiatif sendiri untuk bangun dank e dapur saat lapar? Seperti itulah isi hati Cindy saat ini.
Tuk tuk tuk!
Cindy mengetuk pintu kamar Anti lalu membukanya. Itu sudah ketiga kalinya. Ia membukanya dan langsung memandangi dua orang di sana asyik dengan ponsel dan headphone di kepalanya. Wajar saja bila mereka tak mendengar ketukan dan panggilannya. Cindy menghembuskan napas panjang menahan rasa kesalnya.
Anti dan Sofi lalu menoleh padanya dengan pandangan yang tidak menyenangkan. Kedatangan Cindy seakan sangat mengganggu kesenangan mereka. Padahal, kalau boleh berkata jujur, Cindy juga sangat malas untuk melakukan ini.
"Ada apa?" tanya Anti denga judes.
"Ibu memanggil kalian untuk ke ruang makan. Makanannya sudah siap."
