Happy reading!
Prangg
Terdengar suara pecahan kaca yang sangat memekakkan telinga pada malam itu.
"Di sini kamu yang salah! Aku mau kita cerai!" ucap seorang perempuan dengan mata berkaca-kaca.
"Kamu mau cerai? Oke. Aku juga udah gak tahan sama kamu!" suaminya membalas dengan kasar perkataan istrinya tadi.
"Dan Mera harus ikut sama aku."
"Enggak bisa, Mera harus ikut sama aku."
"Aku Mamanya Mera! Aku berhak buat bawa dia."
Amera terbangun dari tidurnya dikarenakan mimpi itu. Keringat mengucur deras di dahi gadis itu. Nafasnya pun tersengal-sengal. Bayang-bayang masa lalunya selalu saja membuat ia tidak bisa tertidur dengan tenang.
Ia melihat jam dinding yang ternyata masih menunjukkan pukul 01.25. Akhirnya ia memutuskan untuk tidur kembali dan berharap mimpi itu tidak hadir lagi.
---