Happy reading!
Saat aku sampai di parkiran, tiba-tiba petir terdengar sangat keras. Aku sontak langsung berjongkok dan menutup telinga serta mataku. Demi apapun menjadi sangat takut. Apa mungkin astraphobia ku kambuh? Tetapi mengapa harus disaat seperti ini. Kepalaku mulai terasa pusing.
"Sal."
Ku lihat Bara ikut berjongkok di depanku. Memegang tanganku dan mengajakku berdiri. Seketika aku langsung memeluknya, bahkan aku tak peduli dengan pakaianku yang basah.
"Gue ta..kut Bar," ucapku gemetaran. Aku tak menangis, hanya saja aku merasa sangat takut.
"Gapapa udah ada gue," ucapnya seraya menenangkanku.
Ia memakaikan jaketnya kepadaku.
"Ayo ke rumah Ralina, mereka pasti udah nunggu." Aku hanya mengangguk dan masuk ke dalam mobil dengan dirangkul oleh Bara.
Jujur aku tak merasa kedinginan, namun rasa takutku masih mendominasi sampai sekarang.
"Maaf ya lain kali gue gak bakal bikin lu sendirian lagi," ucap Bara membuatku menoleh ke arahnya.