Nia menatap es batu dengan pandangan kosong. Tak sadar es mulai mencair. Pikirannya terbang entah kemana seolah hanya fisik tanpa raga. Gadis bermanik coklat sesekali tersenyum, terbayang hal membahagiaan beberapa saat lalu. Semburat menghiasi pipi, menambah cantik wajah pucatnya.
"Hai Nia, kamu udah mendingan?" tanya gadis berkulit coklat setelah menutup pintu ruang kesehatan sepelan mungkin agar tidak menganggu Nia. Namun yang ditanya hanya diam, masih menatap kosong. "Nia? Astaga es nya udah cair!" pekik Tiara mengambil es batu, membuang benda dingin itu ke kamar mandi.
Nia terkesiap, tak sadar akan kehadiran temannya. Terlebih saat Tiara mengepel lantai. "Ya ampun tadi aku melamun?" gumam Nia. Nia melirik jam dinding, membulatkan mata karena Tiara muncul diwaktu bell sudah berbunyi. "Tiara, bukannya kamu harus ke kelas? Kenapa disini?"