Dimitri melihat perempuan yang seluruh tubuhnya hampir tertupi oleh pakaian kecuali dua matanya itu, telah bersiap untuk menerjangnya. Dimitri merasa terhina harus mendapati musuh tersebut, karena baginya jelas kalau Anggi adalah orang terkuat di antara ke dua perempuan di depan sana. Jadi, menyuruh orang yang lebih lemah untuk melawannya sungguh mencoreng harga diri Dimitri.
"Oi, jalang! Siapa kau?! Beraninya kau berdiri di pertarungan kami berdua?" Tanya Dimitri yang geram. Anggi tersenyum semakin lebar mendengar itu, ia lalu berpaling ke temannya yang siap bertarung.
"Pergi, balaskan dendammu sana. Aku akan mengawasimu dari sini."
Perempuan itu mengangguk tanpa menoleh ke Anggi. Aura lalu dialirkan ke mata dan ke dua kakinya. Dari Anggi, ia sudah tahu teknik dasar untuk melawan Dimitri yang mempunyai kecepatan melebihi kecepatan suara.