"Sudah kubilang tidak! Pulang sana aku mau tidur!" dengus Gabriel kesal.
Gab menghempaskan tubuhnya di kasur dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Ayolah, Gab! Kalau kalian bertiga tidak ikut, aku pasti kesepian nanti!" rengek Bi tanpa henti.
Sekedar info saja, gadis itu sudah merengek seperti itu hampir dua jam.
"Ajak saja Heri atau Sam! Pergi sana. Aku benar-benar mengantuk!"
Bi menarik selimut Gab, dan melemparnya jauh dari kasur.
"Aku membencimu!" sentak Bi kesal.
Wajahnya sudah semerah tomat sekarang. Dia bahkan merengek sambil menangis. Badannya saja yang besar, tapi kelakuannya masih seperti anak usia enam tahun.
"Terserah!" sahut Gab dengan cueknya.
Gabriel kembali memejamkan matanya.
"Gab, ayolaaah. Aku akan terus mengganggumu sampai kau setuju untuk ikut!" ancam Bi.
"Aku sudah mulai kebal. Jadi lakukan saja sesukamu!"
"Heh! Teman macam apa kau! Kau tega membiarkanku di sana sendiri?! Aku tidak punya teman, Gab! Aku bisa mati kesepian!"