"Jadi, kita. Hmm, gimana bilangnya, ya? Aduh," Gita kebingungan harus berkata apa.
"Mas ngerti kok kamu mau bilang apa. Kamu mau tanya sama Mas mau minta hak mas sebagai suami, kan?" jawab Barra dengan tatapan menggoda seolah ingin menerkam Gita saja.
Gita mengangguk lemah tanpa suara dan dengan wajah memalu.
Dinginnya malam dengan suasana sepi semakin membuat Gita canggung. Udara terasa dingin, namun wajah Gita malah terasa panas memerah karena malu.
Cup!
Barra mengecup dahi istrinya dan kemudian berkata, "Kapan pun kamu udah siap nyerahin semuanya untuk mas, Git. Mas akan terus sabar menunggunya,"
Perkataan Barra yang ini membuat Gita mengangkat wajahnya. Gita terharu memandang Barra yang sangat mengerti isi hatinya.
"Maafin Gita, Mas. Gita salah karena masih belum siap melayani Mas Barra dengan sempurna," ucap Gita sambil mengeluarkan air mata.