Gita memandangi seberapa besar rumah yang diberikan perusahaan untuk Barra. Lumayan besar untuk seorang diri tinggal di rumah itu. Namun, untuk jabatan yang diemban Barra yang selevel Manager, sudah sepantasnya rumah seperti itu yang menjadi jatah untuk Barra tinggali.
'Di rumah sebesar ini Mas Barra tinggal sendirian? Gimana Mas Barra bersihinnya? Pakai jasa asisten rumah tangga, ya? Tapi, apa gak boros banget?'
Berbagai macam pikiran bersarang di benak Gita karena heran dengan seberapa besar rumah Barra yang sedikit lebih besar dari rumah orang tuanya.
Barra tersenyum memandangi ekspresi Gita yang bingung memandangi rumahnya dari dalam mobil. Hingga Barra turun dari mobil pun, Gita masih belum sadar dari terkesimanya saat ini.
Barra yang terlebih dahulu turun, langsung mengitari mobilnya dari depan dan berjalan kecil menuju pintu Gita untuk membukakan pintunya.
Gita terkesiap saat menyadari Barra sudah disampingnya dan mengulurkan tangan untuk menyambutnya keluar.
