Dari sudut yang berbeda, Sean dalam diam tengah lekat memperhatikan Gita yang sedang berada di kantin sekolah bersama sahabat karibnya.
Ingin sekali rasanya Sean menghampiri Gita dan bercanda seperti biasa dengannya. Namun, perasaan dan keinginan yang mendesak itu haruslah ia tahan untuk mengukur sejauh mana tekadnya mencari kebenaran atas rasa cintanya untuk Gita yang notabene adalah istri orang lain.
"Kalau aku bisa coba enggak peduli sama Gita, berarti aku juga bisa ngilangin perasaanku buat dia, kan? Aku udah mulai capek jadi pengganggu. Tapi aku kangen juga sama senyumnya buatku, Ya Allah," gumam Sean yang terus menatap Gita.
Lamunan dan pandangannya akan Gita buyar, saat satu tangan menyentuh bahunya.
"Kak Sean! Sendirian aja, boleh aku temenin?" tanya Santi yang dianggap Sean hanya pengganggu konsentrasinya melihat Gita saja.