Suara ayah Gita yang menyuruhnya bangun, lama kelamaan semakin terdengar pelan karena sosok ayah Gita dan si kecil Iky pergi, berganti dengan suara lembut yang sangat dihapalnya.
Terdengar seperti suara Gita yang memanggil, terus-menerus menyuruhnya untuk bangun.
"Bangun, Barra! Bangun!"
Terdengar juga di telinganya, suara Jay dan Eva yang memanggilnya bergantian.
"Barra, bangun! Buka mata kamu, Bar!"
Mata Barra perlahan membuka dan mengerjap beberapa kali karena silaunya cahaya yang masuk perlahan ke sela mata Barra.
Seiring mata Barra yang perlahan membuka, mulutnya juga merespon ingin mengeluarkan suara, tapi sulit. Terasa sakit di tenggorokan, seperti tidak diairi cairan seberapa lama.
Barra mencoba menggerakkan kepalanya perlahan. Ia tolehkan pandangannya ke samping dan melihat ada Gita yang menangis memegang tangannya dengan kepala tertunduk.
Barra mengeratkan tangannya dengan maksud menenangkan Gita. Tapi Gita malah lebih menangis dari sebelumnya.