"Sean! Angkat kepala kamu dan jawab mama! Kamu selingkuh dan khianatin Gita, kan?! Jawab mama kalau kamu bukan laki-laki pengecut!" bentak mamanya lagi. Dan kali ini Sean bereaksi.
Sean mengangguk lemah dan berucap, "Iya, Ma. Aku udah rusak rumah tanggaku sendiri. Aku udah buat Gita sedih dan hancur. Aku nikahin perempuan yang hamil anak aku, Ma!"
Plak!
Tamparan keras untuk kedua kalinya Sean rasakan. Dan kali ini tamparan itu berasal dari sang mama.
"Tega banget kamu, Sean! Kenapa kamu ngelakuin hal itu?! Apa kamu lupa kalau itu dosa! Itu dosa, Sean?!"
"Bisa-bisanya kamu buat hal menjijikan kayak gitu! Apa yang kamu pikirin, Sean?! Jawab mama!"
"Kamu Kejam, Sean. Apa kamu nggak mikirin perasaan Gita, waktu kamu ngelakuin hal itu?! Kamu nggak mikirin perasaan mama papa kamu sendiri, hah?!"
"Astagfirullah, Sean... Mama nggak sangka kamu sejahat itu..."
Cacian yang menjadi bumbu amarah sang mama diterima Sean dalam diam.