Perhatian: Di dalam bab ini mungkin berisi konten yang tidak nyaman seperti minum keras ataupun kalimat yang menunjukkan pergaulan bebas.
Diharapkan para pembaca dapat bijak menyikapi alur cerita yang memang sudah begitu adanya. Terima kasih, selamat membaca…
***
"Dia laki-laki baik, Tin. Aku nggak akan dapet laki-laki sebaik dia yang mau jadi suamiku. Apa lagi Robby sayang banget sama Risky. Dia beneran anggap Risky itu darah dagingnya sendiri," jawab Wanda sembari tersenyum miris.
"Tapi dia bukan laki-laki yang bisa sayang sama kamu, Wan. Dia nggak cinta sama kamu walau kamu bertahun-tahun yakini dia, kalau kamu istrinya. Kamu apa nggak pernah tanya sama Robby alasan dia nggak mau terima kamu, hah?" Kristin semakin heboh bertanya.