Wajah Gita terlihat meringis, menampilkan lekukan senyum yang rumit. Sepertinya Gita sudah akan bangun.
Gita perlahan membuka matanya, seiring telinganya mendengar suara indah milik puterinya yang terus memanggil dirinya.
"Hmm, Aya? Aya kenapa, Sayang?" ucap Gita pelan pada Aya dengan mata yang masih belum terbuka sempurna. Gita merasakan Aya sedang memeluknya dengan erat.
"Bangun, Bun, Aya takut kalau Bunda tidul telus!" panggil Aya yang langsung membuat tangan sang bunda mengelus rambut Aya dengan sayang.
Sementara ada Robby yang berada di samping mereka tengah memperhatikan interaksi ibu dan puterinya dengan pandangan haru.
"Mbak?" satu kata yang hanya bisa Robby katakan saat ini, walaupun sebenarnya ia ingin bereaksi lebih.
Gita langsung membuka mata lebar. Benaknya kembali teringat sosok yang ditemuinya sebelum pingsan. Kepalanya ia geser sesuai pandangan yang mengarah ke sebelah Aya.