Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Aya merengek untuk segera pulang karena penasaran dengan kejutan apa yang diberi sang ayah padanya setelah mereka tiba di rumah nanti.
Aya mendesak bundanya agar lebih cepat berberes di dapur karena saat ini Gita sedang memasak untuk mertua dan juga anak serta suaminya.
"Sabar, dong, anak cantiknya bunda, sebentar lagi selesai, kok!" jawab Gita yang tanpa menoleh pada Aya di belakangnya.
Sean datang dari belakang dan langsung mengangkat tubuh kecil puterinya sembari membanjiri wajah Aya dengan kecupan.
"Kata eyang kakung, kamu nggak boleh pulang kalau nggak sarapan, Sayang. Sarapan dulu, yuk! Habis Bunda selesai, kita langsung pulang, deh!" bujuk Sean.
Si kecil terlihat berpikir sejenak lalu mengangguk. Kemudian Aya berlari dengan kaki kecilnya meninggalkan ayah dan bundanya di dapur.
Pelukan hangat dan nyaman Gita rasakan dari belakang. Gita menoleh ke samping dan menghadiahi kecupan singkat di pipi Sean. Dan dibalas oleh Sean kembali.